🌟🌟🌟
Ketika matahari sebentar lagi akan terbenam dan hari akan berganti malam. Dua sosok remaja dengan tangan saling menggenggam berjalan santai seraya menikmati embusan angin sore. Dalam hati, tak hentinya mereka mengucap syukur karena bisa mempertahankan hubungan hingga sejauh ini.
"Ra, kamu pasti laper kan dari siang belum makan, kita mampir ke sana dulu yuk," ajak Angkasa seraya menunjuk sebuah kedai makanan.
Raya tidak langsung menjawabnya, ia berpikir sejenak. "Emm... ya udah deh, boleh."
Tidak mau membuang waktu lebih lama lagi, mereka pun segera melangkah kaki ke tempat tersebut.
"Kamu mau makan apa?" tanya Angkasa.
Dahi Raya berkerut sedikit aneh mendengar pertanyaan Angkasa tersebut. "Di sini cuma ada soto, Sa, ya kali aku mau beli bakso di tempat yang cuma jualan soto."
Angkasa nyengir kemudian terkekeh. "Iya deh iya, tadi kan aku cuma basa-basi aja."
"Hish, dasar."
Kala mereka sedang asyik-asyiknya bercanda, sebuah notifikasi chatting masuk ke ponsel Angkasa. Namun, ia mengabaikannya.
Semakin lama notifikasi itu tak kunjung berhenti, hingga Angkasa penasaran siapa gerangan orang itu.
Seketika netranya terbelalak, ketika membaca pesan itu. Angkasa harus segera menemui gadis itu.
"Maaf, Ra, kamu makan sendiri aja ya. Ada hal yang perlu aku selesaiin," ucapnya tergesa.
"Loh kenapa? Kok tiba-tiba banget? Kita belum jadi makan loh," ucap Raya tidak mengerti.
"Dia butuh aku di sana," jawab Angkasa dalam hati.
"Itu, emm... mama aku sakit jadi aku harus cepet-cepet pulang," bohongnya.
"Loh tante sakit? Ya udah aku ikut ya." Raya ikut khawatir.
"Ee jangan-jangan," tolak Angkasa cepat. "Kamu di sini aja, aku bisa tanganin mama aku sendiri."
"Tapi Sa-"
"Jaga diri kamu baik-baik, aku pergi dulu," ucap Angkasa. Sebelum itu dengan beraninya ia mengecup dahi Raya padahal dia akan menemui seorang gadis yang saat ini tengah membutuhkan pertolongannya.
Raya pun tak mengelak, hanya terduduk seperti patung.
Saat sampai di depan motor, Angkasa menghela napas penuh penyesalan. Dalam hati ia berkata, "maaf, Ra, aku bohong. Sebenarnya aku nggak mau ngelakuin ini. Aku masih mau berdua sama kamu, tapi dia butuh aku sekarang."
Seperginya Angkasa, Raya menunduk lesu air matanya mulai menetes. Mengapa rasanya dicampakkan itu sesakit ini? Mengapa Raya mempunyai feeling Angkasa menyembunyikan hal besar dari dirinya?
"Aku cinta kamu Angkasa, kamu jangan pernah main perempuan di belakang aku ya?" gumamnya. Hatinya perih dadanya sesak menahan isak tangis.
Selalu saja seperti ini.
Selang sepuluh menit, ponselnya berganti bergetar menandakan ada notifikasi yang masuk.
Singa Galak
Jgn lupa bsk ada rapat jam 2 siang.
Awas klo ga dtg!Raya tersenyum miris, walaupun bersedih setidaknya masih ada organisasi yang bisa melupakan sejenak masalah pribadinya.
🔸🔸🔸
.
.
.Hai semuanya.
Finally Angkasaraya 2 rilis juga!Sebelumnya cung yang udah nggak sabar sama kelanjutan kisah mereka ☝️
Baru prolog aja udah debat kaya gitu, gimana nanti di part part selanjutnya yah. 😂
Sabar bund sabar, simpan umpatan kalian untuk part satu nanti, wkwk.
Tekan bintang kalau kalian suka, komennya jangan lupa, dan share ke teman kalian jika dirasa cerita ini menarik untuk dibaca.
Follow author juga ya, nggak maksa kok yang mau aja.
Tryaqueens & incessantyUdah segitu dulu, see you in next chapter. Bye bye...
FYI cerita ini update dua hari sekali.
01 Januari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASARAYA 2 [END]
Teen Fiction[SEQUEL OF ANGKASARAYA, DAPAT DIBACA TERPISAH] Hari kelulusan telah terlewati, kini Angkasa dan Raya meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di salah satu universitas swasta. Keseharian masa kuliah ternyata terasa lebih berat dari yang...