05| Perdebatan Kecil

5.6K 465 69
                                    

🍃🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃🍃🍃

085654798xxx
Gimana Ra udah punya keputusan?
Ini gw, Langit

Kira-kira begitulah pesan dari Langit yang dia baca sekitar beberapa menit yang lalu.

Raya menghela napas gusar, ia belum bisa memutuskannya sekarang. Sebenarnya di dalam hati ia mempunyai keinginan untuk berkecimpung dalam dunia organisasi, ia ingin menambah pengalaman dan tidak mau hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu alias kuliah pulang kuliah pulang. Yah, walau aslinya itu juga tidak begitu buruk. Namun, tetap saja Raya masih bimbang antara ikut atau tidak.

Ada beberapa alasan Raya untuk menolaknya, salah satunya ia takut Angkasa tidak akan setuju karena pasti waktu kebersamaan mereka menjadi sangat berkurang, karena ia paham betul bagaimana dengan sifat labil kekasihnya yang belum menghilang hingga kini.

Mungkin beberapa jawaban dari Angkasa akan sangat membantu untuk menentukan keputusannya nanti, pikirnya.

Segera ia mendial nomor Angkasa, kemudian mengiriminya pesan. Mengajak pacarnya itu untuk bertemu.

Sekitar sepuluh menit namun Angkasa belum juga membalas pesan darinya, padahal sedari tadi jelas-jelas Raya bisa melihat jika Angkasa sedang dalam keadaan online.

"Angkasa lama banget sih jawab chat gue," gerutunya sembari merebahkan diri ke atas kasur.

Dipandanginya room chat dengan kekasihnya itu sesekali menscroll-nya barulah ia menyadari jika semakin ke sini mereka jarang sekali berkomunikasi.

"Gue harap dia nggak berubah, dan tetap cinta sama gue seperti saat ini." Raya sangat berharap seperti itu.

Diletakkannya ponsel itu di samping tubuhnya kemudian ia memejamkan mata sejenak, menunggu balasan dari sang kekasih.

Sementara di sisi lain...

"Angkasa Angkasa soal yang ini jawabannya gimana?" tanya seorang gadis yang kini duduk di depan Angkasa.

"Tinggal lihat contoh sebelumnya apa susahnya sih? Lagian soal yang ini sama contohnya sama persis kok," jawab Angkasa sedikit kesal karena Bianca terus saja menanyakan soal yang tentunya bisa dia jawab sendiri.

Kalau saja Bianca tidak merengek dan kalau saja salah satu dosen yang mengajarnya bukan pamannya Bianca, mana mungkin dia bersedia untuk belajar bersama dengan gadis itu.

Ini dilakukannya hanya semata-mata untuk menjaga image-nya di hadapan sang dosen, dan sekaligus agar nilai IPKnya tidak terancam. Karena bisa saja Bianca mengadu pada pamannya kemudian bicara yang tidak-tidak, lalu meminta pamannya itu untuk mengurangi nilai IPK Angkasa, karena permintaan Bianca. Iya, karena di mata Angkasa, Bianca itu gadis childish yang semua keinginannya harus terpenuhi.

ANGKASARAYA 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang