🌿🌿🌿
Waktu terus berjalan, tak terasa satu semester telah terlewati. Kini saatnya masa liburan tiba, dan selama itu pula Bianca semakin gencar dalam mengganggu hubungan Raya dengan Angkasa.
Beberapa hari ke depan, Angkasa dan Raya memiliki rencana untuk menghabiskan waktunya mengunjungi kota Bandung. Di sana mereka juga akan menemui seseorang.
Gadis dengan rambut yang dibiarkan tergerai itu sekarang tengah di kamarnya, sibuk menyiapkan barang-barang yang sekiranya diperlukan ke dalam ranselnya. Sebelumnya dia sudah meminta izin kepada orangtuanya agar dapat bepergian dengan Angkasa
Setelah selesai membereskan semuanya, ia mematut dirinya di depan cermin. Dirasa sudah rapi, ia segera menuruni tangga.
Terlihat sang pacar tengah berbincang-bincang dengan Jupiter di ruang tamu. Memang beberapa hari ini Raya hanya tinggal dengan Jupiter dan Bulan saja. Ayah dan ibunya sedang berada di luar kota, urusan pekerjaan.
"Raya udah siap?" tanya Angkasa saat melihat Raya.
"Udah, Sa. Berangkat sekarang yuk, biar nggak kesorean sampe di Bandungnya."
Angkasa mengangguk, menoleh pada Jupiter. "Ju, kami berangkat dulu. Salam juga buat om sama tante ya, mohon maap anak gadisnya gue culik bentar," kekeh Angkasa membuat Raya ikut tertawa kecil sambil menggelengkan kepala, ada-ada pikirnya.
"Iya iya, ya udah sana dah! Inget jangan macem-macem tapi!" pesan Jupiter.
"Oke siap!"
Angkasa beralih ke Raya. "Ayo, Ra."
Keduanya melakukan perjalanan dengan menggunakan mobil Angkasa. Sesekali Angkasa memberi gurauan pada Raya agar suasana di dalam mobil terasa tidak hening.
Beberapa jam kemudian, mereka tiba di kota Bandung. Tepatnya kini mereka berada di salah satu kebun teh di kota itu.
Setelah Angkasa memarkirkan mobilnya, Raya keluar dari mobil itu. Merentangkan kedua tangannya seraya menikmati sejuknya udara sekitar.
"Indahnya," gumam Raya dengan mata terpejam.
Di sini sudah agak siang, tapi udaranya masih terasa sangat segar. Tak ada polusi sama sekali di tempat ini, hanya ada bentangan perkebunan teh yang hijau.
Angkasa ikut keluar, meregangkan otot-ototnya setelah menyetir mobil. Ia melihat Raya, senyuman tipis muncul. Diam-diam ia berjalan mengendap-endap menjauhi Raya untuk bersembunyi.
Raya menengok ke arah mobil. Angkasa tidak ada di dalam, di mana dia sekarang. "Angkasa? Loh kamu di mana? Sa?"
Raya menyusuri jalanan yang beralaskan tanah basah itu, ia berjalan hati-hati agar tidak terpeleset.
"Angkasa..."
"Kamu di mana, Sa?"
Raya terus berjalan, netranya menyisir hamparan perkebunan teh yang sangat luas ini. Terlihat ada beberapa orang pemetik teh, yang khas dengan caping di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASARAYA 2 [END]
Teen Fiction[SEQUEL OF ANGKASARAYA, DAPAT DIBACA TERPISAH] Hari kelulusan telah terlewati, kini Angkasa dan Raya meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di salah satu universitas swasta. Keseharian masa kuliah ternyata terasa lebih berat dari yang...