41| Fakta Menyakitkan 2

7.5K 609 597
                                    

Aku saranin sambil baca coba deh puter lagu di atas, kesan sedih dari part ini bakalan kerasa banget pokoknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku saranin sambil baca coba deh puter lagu di atas, kesan sedih dari part ini bakalan kerasa banget pokoknya. 🤧👍

🍁

Langkah kaki lelaki bertubuh jangkung itu berjalan menapaki tangga demi tangga yang ia lewati, kepalanya bergerak ke kanan dan kiri lantas ia mengernyitkan dahi entah bagaimana bisa ia sampai di tempat ini.

Beberapa saat kemudian sampailah ia di anak tangga paling atas, netranya langsung melihat sekeliling tempat ini nampak tidak asing menurutnya.

Rooftop gedung A, fakultas kedokteran.

Tidak tahu mengapa ia merasa suhu di atas sini amat dingin dan mencekam. Apalagi langit terlihat tidak bersahabat, mendung dan gelap seolah tahu jika ada seseorang yang tengah berduka saat ini. Bulu kuduk Angkasa meremang seketika.

Dari kejauhan samar-samar ia melihat gadis bersurai panjang berbaju putih berdiri di pembatas gedung. Posisi perempuan itu memunggungi Angkasa membuat ia tidak bisa memastikan siapa gerangan gadis itu.

Firasatnya menjadi buruk, jangan-jangan gadis itu mau melakukan hal yang tidak-tidak.

"Hei, jangan berdiri di sana. Bahaya!" peringatnya.

Namun, si gadis diam saja tidak ada niatan untuk menanggapi. Matanya lurus ke depan dengan tatapan kosong.

"WOI!" Angkasa mempercepat langkahnya bahkan ia sampai berlari agar bisa cepat sampai ke keberadaan gadis itu. Ia hendak mencegah gadis itu untuk melakukan aksinya.

Jarak beberapa meter gadis itu menggerakkan kepalanya menghadap Angkasa.

Betapa terkejutnya kala ia melihat wajah gadis itu. "Raya! Kamu ngapain di sana, cepat turun bahaya. Nanti kamu bisa jatuh." Ia berjalan mendekat ke arah Raya.

Raya terus diam dan menatap Angkasa tanpa berkedip membuat lelaki itu heran.

Raya tersenyum tipis. "Kalau aku udah nggak ada nanti, jangan lupain aku ya. Bahagia terus sama Bianca, aku... aku tetap cinta sama kamu."

"Ra, kamu ngomong apa sih? Jangan ngada-ngada deh, ayo cepat ke sini turun."

Angkasa mencoba meraih tubuh Raya tetapi anehnya tubuh kekasihnya tembus pandang membuat dirinya tidak bisa menarik gadis itu ke dalam dekapannya.

Kedua tangan Raya terlentang, matanya terpejam, lantas ia menjatuhkan dirinya dari gedung yang tingginya belasan meter itu. "Selamat tinggal, Angkasa, maaf aku udah nggak bisa bertahan. Aku... aku lelah, aku mau ketemu sama ayah dan bunda," lirihnya dengan menahan sesak di dalam dada.

"Raya!" Angkasa tidak menyerah ia tetap mencoba meraih Raya. Namun, sama saja ia tidak bisa.

BRAK!

Semua sudah terjadi gadis itu sudah menjatuhkan dirinya. Suara antara tubuh Raya dengan kerasnya paving menimbulkan dentuman yang sangat keras. Aneh, sangat aneh walaupun tubuh gadis itu tembus pandang tetapi tetap menimbulkan dentuman yang amat keras. Dari atas sini Angkasa bisa melihat darah segar mulai keluar dari kepala gadisnya. Napasnya tercekat, untuk bernapas pun rasanya susah sekali.

ANGKASARAYA 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang