🥀
Beberapa saat setelah Bianca diusir dari apartemen Angkasa, ia mampir sebentar ke kafe dekat sana. Hanya sekadar menenangkan dirinya sejenak. Setelah ini dia ingin berkunjung ke perusahaan ayahnya.
Tiba di perusahaan ayahnya, ia segera menaiki lift. Sesekali ia tersenyum pada karyawan yang menyapanya. Langkah kakinya ia hentikan saat melihat seorang pria paruh baya yang baru saja keluar dari ruangan ayahnya dengan lesu. Namun, ia baru menyadari jika itu adalah ayahnya Angkasa tadi. Tapi kenapa beliau datang menemui ayahnya?
Bianca membuka pintu ruangan ayahnya yang langsung dibalas sambutan hangat dari ayahnya.
“Bianca kamu ke sini?”
“Iya, Pa.” Bianca menghampiri ayahnya dan langsung memeluknya singkat.
“Kamu udah makan siang?” tanya Haris–Papa Bianca.
“Udah kok, Pa. Oh iya Pa, om-om yang tadi ngapain nemuin Papa?” tanya Bianca seraya duduk di depan ayahnya.
“Yang mana?”
“Itu yang baru aja keluar dari ruangan Papa.”
“Oh itu tadi dia mau perusahaan kita supaya berinvestasi di perusahaannya karna hampir bangkrut. Tapi Papa tolak karena kalau dipikir-pikir tidak ada untungnya papa bekerja sama dengan perusahaan yang hampir bangkrut itu.”
“Hah bangkrut, Pa?” Bianca menunjukkan wajah terkejutnya.
“Iya, sayang.”
Bianca terdiam sejenak. Jadi, perusahaan milik keluarga Angkasa hampir bangkrut? Apa jangan-jangan saat di apartemen tadi mereka berdebat tentang ini. Kasihan sekali Angkasa ia menjadi iba, pikir Bianca.
Eh tapi tunggu dulu. Jika perusahaan Angkasa sedang berada di ujung tanduk sekarang, berarti... Seketika Bianca mengeluarkan smirk-nya saat baru saja terlintas ide di benaknya.
“Pa.”
“Kenapa, Bi?” tanya Haris seraya menyeruput secangkir kopinya.
“Bianca minta satu permintaan ke Papa boleh gak?”
Haris tersenyum. “Ya boleh dong sayang. Lebih pun juga gak papa. Kamu mau beli apa nanti langsung Papa transfer uangnya.”
“Bianca bukan mau beli barang, Pa.”
“Oh bukan ya? Terus kamu mau apa?”
“Tapi Papa harus janji bakalan nurutin permintaan Bianc, okey?”
Haris terkekeh pelan. “Iya Papa janji. Emang apa sih? Kok kayaknya serius banget?” tanyanya penasaran.
“Bianca minta Papa kerjasama sama om tadi ya,” ungkap Bianca.
“Loh kenapa gitu? Emang kamu kenal sama dia?” tanya Haris sembari bersandar di punggung kursi.
“Papa inget gak dulu Bianca pernah bilang sama Papa kalau Bianca lagi suka sama cowok.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASARAYA 2 [END]
Teen Fiction[SEQUEL OF ANGKASARAYA, DAPAT DIBACA TERPISAH] Hari kelulusan telah terlewati, kini Angkasa dan Raya meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di salah satu universitas swasta. Keseharian masa kuliah ternyata terasa lebih berat dari yang...