🍃🍃🍃
Suasana sore di taman ini sangatlah menyejukkan hati, sinar hangat mentari menghangatkan tempat ini. Gelakan tawa terdengar dari berbagai sudut, banyak anak kecil yang tengah berlarian ke sana kemari, tertawa bersama seperti tidak ada beban di dalam jiwa.
Di sana juga terdapat sepasang kekasih yang sedang menikmati es krim yang dibelinya sebelum datang ke taman ini.
"Es krimnya manis ya, Sen, kaya kamu," ucap kekasih Senja yang tak lain adalah Bima.
Hanya dengan perkataan seperti itu mampu membuat pipi Senja bersemu merah. Sambil menunduk ia menjawab, "jangan gitu, Bim, aku jadi malu."
"Kenapa harus malu? Kan kenyataannya emang gitu."
"Ya tapi kan..."
Kepala Bima bergerak sembilan puluh derajat ke arah kanan, memandang Senja dengan tatapan jahil. "Tapi apa, hm?"
Tatapan Bima sangat intens hal itu berdampak besar untuk dirinya. Mampuslah sekarang jantung Senja tidak bisa bekerja semestinya, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.
"Eh, itu... anu..." Senja gelagapan saat berucap, hanya ditatap saja bisa sampai salah tingkah seperti itu.
Bima terkekeh. "Kebiasaan, gugupnya langsung keluar."
"Ehehe, maaf," ucap Senja sembari menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.
Senja yang senyum malu-malu membuat Bima gemas sendiri. Ini salah satu alasan dia menyukai Senja, cewek itu sangat pemalu dan senyumnya itu loh bikin ketagihan.
"Sen," panggil Bima.
"Iya, kenapa?"
Saat posisi berhadapan, manik mata mereka saling bertemu.
"Diem sebentar ya."
Senja mengerutkan kening. "Eumb?"
Dengan cepat dan tanpa pikir panjang Bima mencium bekas es krim yang berada tepat di samping bibir Senja. Tentu saja aksi itu membuat badan Senja menegang, tak terkecuali matanya yang membola karena kaget tidak menyangka Bima bisa seberani ini. Bisa tidak ia menghilang dari hadapan Bima sekarang juga, ia sangat malu.
"Eh, maaf aku khilaf," ucap Bima. Namun, di matanya tidak ada bentuk kekhilafan seolah yang terjadi barusan memang disengaja.
"Hmm..." Lagi-lagi Senja hanya bisa menunduk malu.
"Habisnya kamu makan es krim masih kaya anak kecil, celemotan ke mana-mana. Aku kan jadi gemes liatnya."
"Eh iyakah? Maaf kalo aku masih kaya anak kecil." Senja salah paham akan maksud Bima.
"Bukan gitu, nggak usah minta maaf kamu nggak salah kok. Bukannya jijik aku malah jadi tambah suka sama kamu. Tetep kaya gini ya, Sen, jangan pernah berubah apalagi beranjak pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASARAYA 2 [END]
Teen Fiction[SEQUEL OF ANGKASARAYA, DAPAT DIBACA TERPISAH] Hari kelulusan telah terlewati, kini Angkasa dan Raya meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di salah satu universitas swasta. Keseharian masa kuliah ternyata terasa lebih berat dari yang...