🌟🌟🌟
Deringan bunyi alarm menggelegar ke seluruh kamar tidur seorang gadis yang sedang terlelap di kasurnya.
Bunyinya yang begitu keras tetapi tidak mampu untuk membangunkan gadis itu. Dia terlalu lelah karena semalam harus menyiapkan berbagai macam perlengkapan ospek."Bentar lagi deh, lima menit," gumam Raya dengan mata yang masih tertutup.
Kring... Kring...
Jam beker itu berbunyi lagi.
"Apa sih ah!" kesal Raya. Dengan ogah-ogahan ia membuka mata dan melihat jam berapa sekarang.
"Jam enam kurang lima belas menit!" Sontak kedua netranya membola. "Hah! Gila! Udah jam segini aja. Bisa telat dateng ke kampus gue."
Sesegera mungkin ia mandi dan mengenakan pakaian yang sudah ditentukan oleh pihak panitia. Kemeja putih dan rok hitam selutut. Setelah itu ia langsung turun ke lantai bawah untuk berpamitan kepada papa dan mamanya.
"Pa, Ma, Raya berangkat ke kampus dulu ya!" teriaknya kala sudah berada di ruang makan. Ia asal mencomot roti dan segera meminum susu yang sudah berada di atas meja.
"Pelan-pelan, Ra, nanti keselek loh," peringat Jupiter.
"Nggak sempet Kak, aku keburu telat," balas Raya.
"Salah mama nih tadi enggak bangunin Raya," sungutnya.
"Kok malah mama sih yang disalahin, kamu aja sih dibangunin malah tidur kaya orang mati susah banget bangunnya," ucap Andini.
Raya menaikkan kedua alisnya. "Masa sih, Ma?"
Andini menghela napas kemudian memasang wajah datar. "Tanyain tuh ke Bulan tadi mama udah bangunin kamu dari jam empat pagi, tapi nggak ada respon sama sekali."
Raya yang belum percaya pun bertanya pada Bulan. "Emang bener, Lan?"
"He'um, seratus persen bener, Kak," ucap Bulan membenarkan.
"Udah-udah masih pagi nggak usah debat," ucap Damar menengahi. "Raya katanya kamu tadi udah telat, kenapa nggak langsung berangkat aja?"
Raya menepuk dahi. "Ooh iya, duh sampe lupa kalo aku udah telat. Pa, Ma, Kak, Lan, aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab mereka serentak.
"Hati-hati, ngendarain motornya jangan ngebut," peringat Damar yang diangguki oleh Raya.
Setelah itu ia berlari keluar, menancap gas motor menuju kampus. Untung saja jalanan belum begitu ramai, karena hari masih pagi. Namun, tetap saja butuh waktu dua puluh menit untuk sampai ke tempat tujuan, sudah dipastikan kali ini ia akan telat bahkan sangat-sangat telat.
Raya memarkirkan motornya di parkiran khusus motor lalu dengan segera ia berlari menuju lapangan kampus, tempat diadakannya ospek hari ini.
Ia meneguk ludah kala melihat para maba yang sudah berjajar rapi di lapangan. Di deretan paling depan ada beberapa maba putra, sepertinya mereka dihukum karena tidak membawa barang yang ditentukan oleh panitia atau sama seperti dirinya yang juga terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASARAYA 2 [END]
Teen Fiction[SEQUEL OF ANGKASARAYA, DAPAT DIBACA TERPISAH] Hari kelulusan telah terlewati, kini Angkasa dan Raya meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di salah satu universitas swasta. Keseharian masa kuliah ternyata terasa lebih berat dari yang...