Playing music in mulmed 🎶✨
🍂
Di tempat yang masih sama, Raya terduduk lemas di bawah tangga dengan menyandarkan kepalanya di pembatas tangga tersebut. Ia menatap lurus ke depan, air matanya masih saja mengalir sejak kepergian Angkasa dan Bianca tadi.
Sungguh, fakta yang baru saja ia ketahui benar-benar membuatnya terpukul. Semuanya terasa terjadi begitu cepat. Beberapa hari yang lalu dia baru saja kehilangan sosok ayahnya, disusul kabar pertunangan Angkasa dan Bianca, lalu sekarang Bianca yang ternyata tengah hamil anak Angkasa. Dan yang lebih membuatnya hancur adalah Angkasa yang justru menyalahkannya saat Bianca terjatuh tadi.
Berapa banyak kebohongan yang disembunyikan dari Angkasa kepadanya? Mengapa setega itu Angkasa mempermainkannya seperti ini?
Beberapa perkataan dari Angkasa dulu tiba-tiba terlintas di benak Raya.
"Aku cinta Ra sama kamu."
"Maaf, Ra. Aku janji gak akan ngulangin kesalahan aku lagi."
"Kayanya emang kamu tuh jodohnya aku deh, Ra."
"Karena hanya Angkasa yang berhak bersanding dengan Raya, layaknya bintang yang akan terus menemani bulan, begitu pun aku akan terus bersamamu."
"Aku sayang sama kamu, Ra. Kamu jangan pergi dari aku ya, gimana pun itu keadaanku. Janji?"
Raya terkekeh sumbang. "Aku udah tepatin janji aku, Sa, dengan nggak ninggalin kamu. Tapi kamu sendiri yang udah ngehancurin semuanya. Bahkan sampai sejauh ini. Aku... aku-" Raya menutup wajahnya, ia menangis terisak. Dia sungguh tidak tahan dengan semua ini.
Senja dan Mentari yang baru saja ingin menemui Raya di fakultasnya tak sengaja menemukan Raya yang ternyata berada di tangga yang tak jauh dari keberadaan mereka. Lantas keduanya berlari menghampiri Raya.
"Ra, Raya lo kenapa di sini? Astaga... lo nangis?" ujar Senja sembari duduk di samping Raya.
"Kenapa, Ra? Bilang aja sama kita," tambah Mentari yang tampak panik.
Belum sempat Raya menjawab, ketiganya melihat kedatangan Bima dan Leo yang baru saja tiba di kampus, kemudian disusul Dirga dan Awan yang entah datang dari mana. Sedangkan Chandra dan Aries tidak ikut dengan mereka karena hari ini memang tidak ada jadwal kuliah.
"Eh Raya kenapa tuh?" celetuk Dirga.
"Nangis? Siapa yang bikin lo nangis lagi, Ra?" ujar Leo yang langsung bersimpuh di depan Raya. Raut wajahnya tampak sangat khawatir pada Raya.
"Oh iya kok lo nggak sama Angkasa? Gue pikir dia tadi ke sini nyariin lo," sela Awan bingung.
Raya mendongak, mendengar nama Angkasa membuatnya teringat betapa menyedihkannya dirinya saat ini. Ia menatap satu persatu teman-temannya dan berakhir pada Leo. Ia tak kuasa menahan tangisnya, akhirnya pertahanannya runtuh kembali. Kali ini Raya terlihat benar-benar hancur di mata teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASARAYA 2 [END]
Teen Fiction[SEQUEL OF ANGKASARAYA, DAPAT DIBACA TERPISAH] Hari kelulusan telah terlewati, kini Angkasa dan Raya meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di salah satu universitas swasta. Keseharian masa kuliah ternyata terasa lebih berat dari yang...