13| Markas Universe

4.6K 382 44
                                    

🍃🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃🍃🍃

Angkasa dan Raya kini sudah berbaikan dan hubungan mereka mulai dekat seperti sedia kala. Setelah acara maaf memaafkan itu, Angkasa menawari Raya untuk diajak ke markas Universe. Pasalnya Angkasa sudah lama sekali tidak melihat kondisi para adik kelasnya yang sekarang sudah memegang penuh kendali atas geng itu. Tentu saja Raya mengiyakan, hitung-hitung nostalgia masa SMA.

Angkasa memberhentikan motornya tepat di depan markas. Suasana tempat itu masih sama seperti dulu, hanya ada beberapa barang yang diganti karena kondisinya yang sudah rusak.

Raya memegang pundak Angkasa sebagai tumpuan saat dirinya hendak turun dari motor. Matanya menyapu halaman markas, seulas senyum terbit di bibirnya.

"Aku rindu suasana ini, Angkasa."

Sembari melepas helmnya Angkasa berkata, "Bukan kamu aja, Ra, aku juga, rindu banget malah." Kemudian ikut tersenyum ke arah Raya.

Setelah turun dari motor, ia menengadahkan tangan kanannya. "Yuk, masuk."

Raya menerima uluran tangan itu. "Eumb."

Ketika sampai di dalam Raya berucap, "ramenya ngelebihin zaman pas kamu jadi ketua dulu, Sa. Anggotanya nambah banyak ya?"

Kekasihnya mengangguk mengiyakan. "Makin banyak makin solid, Ra."

Sebelumnya Angkasa sudah menghubungi orang yang saat ini menjabat sebagai ketua geng, —Ridwan, namanya memang alim, seperti malaikat penjaga pintu surga tapi kelakuannya sangat berbanding terbalik.

"Eh udah sampai bang," sapa Ridwan yang duduk di bangku pojok.

"Yoi," jawabnya lalu melakukan high five pada Ridwan, Malik, dan juga Adam.

"Kenalin ini cewek gue, namanya Raya." Angkasa memperkenalkan Raya pada mereka.

"Raya." Ia menjabat tangan mereka satu persatu sambil menyunggingkan senyum.

"Pacarnya cantik, Bang," celetuk Malik disertai dengan nyengiran lebar.

Adam mencebik sebal, sifat temannya yang satu ini memang sebelas dua belas seperti Dirga. Dasar buaya!

"Ya cantik lah kalo nggak cantik mana mau Bang Angkasa sama dia," selanya.

"Gue cinta sama Raya bukan dari wajahnya, bukan karna fisiknya. Tapi dari hatinya, wajah bisa berubah seiring bertambahnya waktu. Kalo hati kan beda, sekali cinta, selamanya akan begitu, sampai gue mati gue bakalan terus cinta sama dia," ucap Angkasa membenarkan.

Adam mengusap tengkuknya, ia tersenyum kaku merasa sedikit bersalah karena berbicara yang tidak-tidak.

"Sorry, Bang, gue nggak bermaksud kaya gitu."

"Yoa, santai aja."

Ucapan Angkasa ini berdampak besar bagi Raya, ia tersipu malu hingga kedua pipinya berubah menjadi merah jambu.

ANGKASARAYA 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang