✨✨✨
"Makasih ya, Chan. Udah nganterin gue sampe rumah, makasih juga tadi udah ngajak mabar, walaupun gue akhirnya tetep kalah ngelawan lo," kekeh Raya kepada Chandra.
Saat ini keduanya berada di depan rumah Raya dengan diantar oleh Chandra menggunakan motornya– setelah beberapa saat tadi sudah menyelesaikan mabar dari salah satu game online.
Chandra mengangguk, tersenyum. "Yoi, Ra, sama-sama. Inget ya, kalau sedih jangan lama-lama. Selain ggak baik buat hati lo juga nggak baik buat kesehatan. Kalau lo ada masalah sama Angkasa, lebih baik kalian selesain baik-baik. Gue ngomong kaya gini karna peduli sama lo, Ra. Lo pacar sahabat gue. Misalnya Angkasa buat masalah lagi ke lo, lo bisa cerita ke gue, Ra. Tenang aja, gue ada di pihak lo kok," ujar Chandra terlihat serius, namun dengan kekehan diakhirnya.
"Iya, Chan. Makasih ya."
"Oke. Kalau gitu gue cabut dulu ya, Ra."
Raya mengangguk. "Hati-hati."
Chandra mulai menjauh dari pekarangan rumah Raya, dilihatnya dari spion jika gadis itu sudah memasuki rumahnya. Ia lalu menepikan motornya. Merogoh ponselnya, mendial nomor seseorang.
"Kenapa, Chan?" tanya seseorang dari seberang sana.
"Gue tau lo lagi ada masalah kan sama Raya, gue tadi ketemu sama dia."
"Lo sama Raya? Beneran? Sekarang lo masih sama dia, Chan? Kalian di mana? Gue mau ke sana," tanya Angkasa beruntun.
"Gue abis nganterin Raya pulang, hyung. Pas gue liat dia keliatan sedih gitu, ya udah gue ajak mabar aja."
Terdengar helaan napas dari sana. "Thanks ya, Chan, udah ngehibur cewek gue."
"Yoi, Hyung. Udah ya gue cuman mau ngomong itu doang. Ke depannya jangan nyakitin Raya ya, Sa. Dia cewek baik, nggak pantes disakiti."
Hanya terdengar gumaman tidak jelas dari seberang sana.
Sambungan pun terputus, Chandra kembali melanjutkan perjalanannya. Sedangkan Angkasa bergegas untuk menemui Raya di rumahnya.
Tepat di depan rumah Raya. Angkasa tidak langsung memasuki rumah kekasihnya itu, karena ia melihat Raya keluar dengan seseorang yang tak lain adalah Bulan.
Angkasa menyembunyikan dirinya agar Raya tak melihat dirinya terlebih dahulu. Diam-diam ia mengikuti Raya dari belakang, ingin mengetahui gadis itu pergi kemana.
Ia tersenyum tipis, ada sebuah ide yang muncul dalam pikirannya.
"Semoga dengan cara ini kamu bisa maafin aku, Ra," batin Angkasa menatap punggung Raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASARAYA 2 [END]
Teen Fiction[SEQUEL OF ANGKASARAYA, DAPAT DIBACA TERPISAH] Hari kelulusan telah terlewati, kini Angkasa dan Raya meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di salah satu universitas swasta. Keseharian masa kuliah ternyata terasa lebih berat dari yang...