Mau tanya ni, kalian tahu cerita ini jalur apa?
Typo ingetin ya freen.
🍁
Sepulang dari Bandung, Bianca meminta Angkasa untuk mengantarnya ke rumah sakit tempat di mana Haris dan Shena berada. Ia ingin memastikan apakah benar Haris itu ayah kandungnya atau bukan, walaupun keadaan suasana hatinya memburuk ia tetap teguh pendirian akan mencari semua kebenaran saat ini juga.
Mereka sampai di rumah sakit sekitar pukul tiga sore, di dalam mobil Bianca sedang menetralkan deru napasnya karena dari tadi ia hanya menangis meratapi nasibnya yang masuk kategori amat menyedihkan.
Angkasa menghela napas panjang melihat Bianca seperti membuat hati kecilnya iba. "Udah, Bi, lo jangan nangis mulu. Lo nggak liat apa tuh mata lo udah merah-merah gitu?"
Bianca menelan ludahnya yang terasa sangat susah sekali, lantas mengambil tisu untuk mengelap air mata sekaligus ingus yang keluar dari hidungnya. "Iya, ini gue juga udah nggak nangis kok."
"Bagus, jangan nangis lagi." Ditelitinya wajah Bianca cukup menyedihkan, lalu ia mengambil alih tas yang dikenakan cewek itu.
"Mau cari apa di tas aku?" tanya Bianca.
"Udah, diem dulu," ucap Angkasa. Matanya tengah fokus mencari sesuatu di dalam benda persegi itu. Bianca pun diam tanpa melontarkan pertanyaan lagi.
Beberapa menit kemudian akhirnya Angkasa menemukan benda yang ia cari.
"Ni pake, tutupi idung sama mata merah lo pake ini biar nggak pucet-pucet amat dan nggak keliatan abis nangis." Ia menyodorkan bedak dan liptint pada Bianca.
Bianca mengerutkan kening, benaknya masih memproses ucapan yang terlontar dari mulut Angkasa tadi.
Ini bukti Angkasa sudah mulai peduli padanya kan? Ia berharap dalam waktu dekat cintanya segera dibalas oleh lelaki di samping ini.
"Cepet deh, malah ngelamun," titah Angkasa.
"Eh-eh iya, makasih Angkasa." Segaris senyum tercetak di bibir Bianca yang pucat.
"Hmm," sahut Angkasa.
"Sama ini, dipake." Ia menyodorkan kaca mata hitam yang dibawanya tadi. Untung saja Angkasa membawa benda seperti ini jadi bisa digunakan saat kondisi genting.
"Sekali lagi, makasih Angkasa. Makasih karena udah ada di samping aku disaat aku di titik terendah kaya gini, aku sayang sama kamu. Jangan pernah ditinggalin aku ya, Sa, aku terlanjur cinta banget sama kamu. Aku nggak mau kehilangan kamu di dalam hidup aku," ucap Bianca yang terdengar tulus.
Angkasa hanya menjawab dengan gumaman saja, entah kenapa ia belum bisa berjanji karena pada dasarnya ia belum benar-benar mencintai Bianca dan belum sepenuhnya melupakan Raya, padahal sudah jelas mantan kekasihnya itu sekarang sudah berbahagia dengan laki-laki lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASARAYA 2 [END]
Teen Fiction[SEQUEL OF ANGKASARAYA, DAPAT DIBACA TERPISAH] Hari kelulusan telah terlewati, kini Angkasa dan Raya meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di salah satu universitas swasta. Keseharian masa kuliah ternyata terasa lebih berat dari yang...