21| Elang

3.9K 351 49
                                    

🍱️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍱️

Setelah libur panjang tetapi tidak pernah berhenti berangkat pulang ke kampus. Seseorang dengan rambut yang acak-acakan khas bangun tidur baru saja membuka matanya. Ia terduduk di atas kasur king size dengan selimut yang menutupi separuh tubuhnya.

Perlahan ia membuka matanya, sembari mulutnya yang dibiarkan menguap. Ia menilik jam yang bergantung di dinding.

Elang menghela napas lega, masih pagi ternyata, pikirnya.

Ya orang itu adalah Elang Kalandra, kakak dari Leonardo Kalandra. Sang presma yang terkenal tegas dan penuh wibawa.

Ia mulai beranjak dari tempat tidur dan segera menunaikan ibadah solat subuh, walaupun udara sangat dingin ia tetap mengambil air wudhu karena solat merupakan suatu kewajiban bagi setiap umat muslim.

Setelah selesai solat, dia merebahkan tubuhnya di kasur lagi. Jujur dirinya sangat lelah karena pagi, siang, maupun malam harus mengurus kegiatan yang menyangkut BEM.

"Gila gue ngantuk banget, tidur bentar nggak papa kali ya," ucap Elang.

Tidak perlu waktu lama, matanya sudah tertutup lagi. Napasnya mulai terdengar teratur.

Sebenarnya tidur sehabis subuh itu tidak baik bagi kesehatan. Namun, mau bagaimana lagi kekuatannya belum sepenuhnya pulih, ia terlalu kelelahan.

Pukul tujuh pagi alarm yang tadi ia hidup berbunyi terus-menerus, berusaha membangun sang empunya agar segera membuka mata.

Samar-samar ia mendengar alarm itu, kesadarannya sudah kembali. Diambilnya ponsel yang berada di sanpingnya itu mematikan alarm tersebut.

Lantas ia langsung mandi dan turun ke lantai bawah. Di sana sudah ada ayah dan ibunya yang siap untuk sarapan pagi.

Dahinya berkerut dalam benaknya ia bertanya mengapa sang adik belum juga menampakkan batang hidungnya, biasanya kan Leo itu pribadi yang disiplin dan selalu tepat waktu.

"Selamat pagi anak bunda," sapa Liona dengan senyum yang tidak pernah luntur dari bibir menawannya.

"Pagi juga, Bun," balas Elang.

"Ayah, pagi-pagi udah sibuk baca koran aja. Sarapan dulu atuh," peringat Liona.

Sontak Devan menurunkan koran yang dipegangnya lalu menatap sang istri.

"Iya, Bun," ucap Devan. Ia meletakkan korannya di kursi kosong di sebelahnya.

"Oh iya, Leo mana, Bun?" tanya Elang.

"Dia udah berangkat pagi-pagi banget ada yang perlu dikerjain di kampus katanya, mana nggak sempet sarapan lagi," jawab Liona.

Elang mengut-mangut, bibirnya membulat membentuk huruf O.

"Bunda buatin bekal nanti kamu kasihkan ke Leo ya?"

"Harus banget aku yang ngasih, Bun?"

"Iya dong, kalau bukan kamu siapa lagi? Ya kali bunda harus ke kampus cuma mau ngasih bekal." Liona terkekeh kecil sembari mengolesi selai coklat kesukaan Leo di atas roti tawar yang akan ia berikan pada anak bungsunya.

ANGKASARAYA 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang