Dari ketemu pria jelek itu sampai kerumah, Rara terus saja mendengus kesal. Bisa-bisanya, pria itu mengatahi dirinya belek gendut.
Orang bodynya montok kaya gitar spanyol di bilang belek. Sungguh terlalu!
Ingin rasanya pria itu dijadikan adonan donat buat makanan sampingan Rara, tapi keinginannya di tunda dulu.
"Dasar pria jelek!" kesal Rara memasuki kamar miliknya.
Tungguh! Pria jelek? Rio ganteng kaya oppa korea di bilang jelek, sungguh mulut setan.
Rara menaruh tasnya di atas kasur lalu, ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
15 menit berlalu, Rara keluar dengan baju biasa serta celana pendek selutut sehingga menampakan lemak-lemak yang berada di pahanya.
Ia berjalan santai dan keluar dari kamar untuk pergi ke meja makan. Sesampainya di meja makan, ia mengambil nasi serta lauk-pauk yang begitu numpuk.
Ana yang baru datang langsung diam membeo ketika melihat anaknya yang sedang makan dengan makanan yang numpuk begitu banyak.
"Rara ... kamu makan banyak bangat," ucap Ana yang menduduki bangku di samping Rara.
"Rara laper, buk," sahutnya sembari makan. Ana memilih diam dan langsung makan.
"Ouh iya buk, tadi Rara ketemu dengan pria jelek," ujar Rara di sela makannya.
"Pria jelek?" ulang Ana sambil mengkerutkan dahinya.
"Iya, pria jelek. Masa dia ngatain Rara belek gendut!" kesal Rara melempar sendok di atas piring.
Ana nampak kaget dengan Rara yang begitu kesal, sehingga mengakibatkan piring bekas ia makan retak.
"Kamu apa-apaan, sih? Lihat itu, piringnya retak," celutuk Ana sambil menunjuk ke arah piring. Rara hanya menyengir seperti orang yang tak memiliki dosa.
"Rara ke kamar bu," sahut Rara mendorong bangku ke belakang.
Brak!
Tiba-tiba kakinya kesangkut meja, dan alhasil ia terjatuh dan kepalahnya kejedut meja. Rara meringis dan berdiri. Ana tertawa lalu kembali melanjutkan makannya.
"Bukannya di tolongin, malah di ketawain!" kesal Rara memegang kepalahnya dan pergi ke atas.
_
Rio sudah di berada di ruang tamu. Ia menyenderkan kepalanya sambil melipat lengan bajunya. Ia memijat pelipis keningnya akibat pusing yang terus-terusan melandah kepalanya.
"Pelayan!" teriak Rio. Pelayan datang dan menunduk.
"Buatkan kopi jahe sama roti kelapa," pesannya yang di bales anggukan. Pelayan langsung berlari ke dapur dan menyiapkan semuanya.
"Gadis gendut itu sungguh menggemaskan," gumam Rio senyum-senyum sendiri. Pelayan datang dengan membawa nampan berisi kopi jahe serta roti. Ia menaruhnya di meja lalu pamit ke dapur lagi.
Rio meminum kopi itu dengan pelan, lalu memakan roti tersebut.
"Dasar gendut, gendut, dan gendut," lirih Rio sambil terkekeh geli yang menyebut nama 'gendut' berulang kali.
Di lain waktu, Rara yang sedang memakan cemilan tiba-tiba tersedak keripik yang nyangkut di tenggorokannya.
"Uhuk, uhuk ... siapa sih yang nyebut namaku!" kesal Rara yang langsung membuang keripiknya di sembarang arah. Rara memanyunkan bibirnya sambil bersedekap dada.
"Pasti pria jelek itu," tebaknya yang langsung meminum susu dingin. "Dasar pria gak ada akhlak!" sambungnya.
"Jelek, jelek, dan pria itu jelek!" teriak Rara menggelegar di setiap sudut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Gendut Milik Mafia [SEGERA TERBIT]
Fanfiction"Ketika cinta tak memandang fisik, disitulah kebahagiaan yang sesungguhnya tumbuh," Rara. Belum di revisi, jadi maklumi aja ceritanya amburadul. Versi cetak sama yang di WP, nanti beda ya🦋🤙. Buang Negatifnya dan ambil Fositifnya dari dalam cerita...