•Konfliknya gak berat kok, enteng bangat. Kalian jangan marah-marah, tahan emosi😂.
•Jangan lupa vote dan komen bawel kalian aku tunggu😙.
•Enjoy reading.
•Maaf bangat kalau ceritanya gak jelas/alurnya. Di sini, aku juga masi belajar dikit² jadi penulis.
•Buang negatifnya dan ambil fositifnya okee😗🐨.
***
Matahari pagi telah terpancar, Rara yang sudah bangun pun bergegas mandi. Menit beralu, ia keluar dengan pakaian yang sudah ganti.
Rara menatap suaminya yang masih terlelap tidur di atas kasur.
Wajah damainya membuat hati ia damai, namun mengingat hal semalam, hati Rara remuk.
"Lita siapa, Mas?" gumam Rara sendu.
"Mama!" tangis Raja tiba-tiba membuat Rara sedikit kaget. Ia buru-buru ke boks bayi, kemudian mengangkat Raja yang tengah menangis.
"Cup, cup. Haus ya nak? Kamu belum nenen." Rara menepuk-nepuk pantat Raja sambil menimangnya.
Ia berjalan keluar kamar, dan turun ke bawa. Tepatnya ke meja makan yang sudah tersedia sarapan.
"Mimi!" rengek Raja di gendongan Rara sembari menarik-narik baju bagus depan Mamanya.
"Iya sayang, sebentar," balas Rara duduk di bangku, kemudian melepaskan kancing bajunya dan mengeluarkan payudaranya untuk putranya.
Raja yang kini haus, langsung menyusu dengan lahap. Rara menunduk, melihat anaknya yang mulai tumbuh sehat.
Tangan sebelah Rara mengusap rambut Raja dengan sayang. "Nanti kalau adikmu lahir, mama stop nenennya. Takut gak kebagian sama kamu," canda Rara terkekeh mencubit pipi gembul Raja.
Di saat sedang fokus ke Raja, Rara seketika melihat suaminya yang baru saja turun dari atas yang sudah rapi dengan pakaian kantornya.
Rara tersenyum rapuh, kejadian semalam ia singkirkan dulu. "Sini Mas, sarapan bareng aku sama Raja," ajak Rara.
Rio melirik istrinya. "Mas buru-buru. Sarapannya di kantor aja bareng teman," tolak Rio sambil merapikan jasnya.
Bibir Rara yang tadinya melengkung ke atas, kini ke bawa. Sudah beberapa hari kebelakang, suaminya itu jarang sekali sarapan bareng.
"Mas berangkat dulu," pamitnya langsung keluar.
Rara buru-buru menghentikan langkahnya sambil membawa Raja dengan tergesah-gesah.
"Mas! Tunggu!" teriak Rara.
Jalan Rio terhenti, dan berbalik badan. "Ada apa?"
"Mas mau aku anterin makan siang gak? Aku mau masak buat Mas," tawar Rara dengan wajah berseri-seri.
"Gak usah, Mas makan siang di restauran aja." lagi-lagi Rio menolaknya.
Rara benar-benar kecewa dengan suaminya. Tak biasanya ia seperti ini. Apa gara-gara perempuan yang bernama Lita?
Rara hendak berucap, namun suaminya itu sudah masuk ke dalam mobil. "Mas berangkat!" teriak Rio saat mobil miliknya menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Gendut Milik Mafia [SEGERA TERBIT]
Fanfiction"Ketika cinta tak memandang fisik, disitulah kebahagiaan yang sesungguhnya tumbuh," Rara. Belum di revisi, jadi maklumi aja ceritanya amburadul. Versi cetak sama yang di WP, nanti beda ya🦋🤙. Buang Negatifnya dan ambil Fositifnya dari dalam cerita...