•Mencurigakan•

1.5K 168 25
                                    

Siapkan hati and mental nanti di part-part selanjutnya😂.

***

Rio berjalan dahulu yang di iringi oleh Rara dari belakang. Rara terus memandang suaminya sedari tadi. Aneh tapi apa? Pikirnya.

Hingga pada akhirnya, mereka bertiga sampai di tempat tidur. Rio berbaring di atasnya sambil mencari posisi nyaman, lalu menutup matanya.

Kini tinggal Rara yang tengah sibuk menidurkan Raja. "Kamu tidur ya, nak. Mama mau tidur juga. Kasian adikmu yang masih di dalam perut mama," ucap Rara terus berusaha menidurkan anaknya.

Lama-kelamaan, Raja mulai mengantuk, dan menutup matanya. Anak lelaki itu pun tertidur, Rara tersenyum senang melihatnya.

Rara memutar badannya dan mendekati kasur, lalu merangkak naik dan ikut bergabung di samping suaminya.

"Mas ...," panggil Rara menggoyahkan pundak Rio yang posisinya menunggungi dirinya.

Tak ada sahutan, Rara menghela napas pasrah. Ia pun memeluk suaminya dari belakang dan menyamankan sebisa mungkin.

Untuk sekarang, hati Rara masih baik-baim saja, dan tidak ada yang aneh pada suaminya.

_

Rara membuka matanya perlahan, tangannya meraba ke samping. Sekiranya tidak ada keberadaan suaminya, Rara langsung menengok.

"Lho, Mas Rio kemana?" gumamnya sedikit panik.

Rara pun duduk sambil menyender di kepala ranjang, ada suara air dari kamar mandi. Ia yakin, itu suaminya.

"Mas Rio sudah bangun duluan?" monolog Rara terkekeh.

Krekk!

Pintu terbuka, nampak lah Rio yang masih menggunakan handuk di pinggangnya.

"Tumben Mas, sudah bangun. Ada meeting lagi?" tanya Rara memastikan.

Rio menggeleng pelan, lalu pergi ke ruang ganti meninggalkan istrinya yang masih menatap ia.

Hati Rara sedikit sakit atas sikap Rio pagi ini. "Jangan mikirin yang aneh-aneh Ra. Ingat, kamu lagi hamil," gumam Rara pada diri sendiri.

_

Rara dan Raja sudah ada di ruang makan. Rara yang kini sedang menyuapi Raja memakan salad buah sembari menunggu sarapan bareng.

Rio akhirnya turun dan berdiri di samping meja. Rara yang melihatnya, langsung menawarkan makanan yang akan ia makan pagi ini.

"Mas mau makan apa? Biar aku yang ngambilin," tawar Rara memberikan senyumannya.

"Gak usah, aku mau sarapan di kantor aja nanti." tolak Rio halus, namun membuat Rara sakit hati. "Papa berangkat dulu sayang, makan yang banyak," sambung Rio yang beralih pada putranya.

"Iya, Pa."

"Aku pamit," ujarnya hendak berjalan, tapi berhenti ketika Rara mulai berbicara.

"Mas baliknya jam berapa?"

"Kayanya malam dah, soalnya ada clien hari ini. Sibuk juga," jawab Rio santai.

Gadis Gendut Milik Mafia [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang