Nyaman. Itu lah yang di rasakan oleh Rara saat di peluk oleh Rio. Sungguh! Rara belom merasakan ini sebelumnya.
Saat asik terbuai oleh kenyamanan, mata Rara tiba-tiba melotot dengan apa yang terjadi.
Bughh!
Rara membogem perutnya Rio sampai-sampai Rio meringis sembari memegangi perutnya.
"Firskiss aku kamu ambil!" teriak Rara mengepalkan tangannya.
"Maaf," cicit Rio.
"Balikin gak!" bentak Rara yang hampir membogem Rio lagi, tapi untungnya Rio bergerak secepat kilat.
Cup!
"Udah kan?" tanya Rio yang habis mengecup bibir Rara kembali.
"Bukannya gitu, ihh!"
"Itu kan udah aku kembalikan," sahut Rio yang menahan tawa saat melihat wajah Rara yang mulai memerah bak banteng yang bertanduk.
"Auh ah! Marah aku mah," balas Rara.
"Sebagai gantinya, kamu akanku nikahi," ucap Rio santai.
"Gak!" ketus Rara.
"Nikah atau mati?!" tegas Rio.
"Sialan!" umpat Rara, lalu pergi meninggalkan Rio yang masih di tempat.
Di saat kepergian Rara, Rio mengambil ponselnya dan mengirimkan sebuah foto Rara sambil menyuruh anak buahnya mencari tahu tentang keluarganya.
"Dasar aneh," gumam Rio menghampiri mobilnya, lalu menjalankan kembali ke perusahaannya.
🏵🏵🏵
Pagi yang nampak cerah membuat Rara bersemangat pergi ke kampus untuk melakukan praktek kedokteran di rumah sakit.
"Semangat!" seruh Rara berpenampilan sederhana.
"Jaga diri baik-baik," pesan Ana.
"Siap bu!" balasnya sambil hormat. Ana hanya tersenyum dan menyodorkan tangan kanannya kepada Rara, Rara pun membalasnya dan mencium tengkuk tangannya.
"Rara berangkat." Ana hanya mengangguk sambil melambaikan tangan yang menatap Rara mulai tak nampak di depan rumahnya.
Tiga jam kemudian ....
Rara sampai di kampus kebanggaannya. Ia masuk ke kelasnya dan menduduki bangku kelasnya. Jenni yang baru sampai langsung duduk di samping Rara sembari tersenyum.
"Ngapa Jen?" tanya Rara ke Jenni-- teman dekatnya dan juga satu jurusan.
"Senang aja, nanti kita praktek langsung di rumah sakit," jawabnya. Sementara, Rara hanya mengangguk.
Tak lama kemudian, dosen pun masuk dan memulai pelajaran sampai kelar mata kuliah.
🏵🏵🏵
Bugh!!"Am-ampun, tuan. Sa-saya mo-hon," lirih seseorang yang tengah di siksa oleh Rio.
"Dasar penghianat!" bentak Rio yang amarahnya memuncak.
Pisau mendarat tepat di perut orang itu dan tak lama kemudian dia pun ambil di lantai dengan bersimpangan oleh darah segar yang keluar.
Rio berbalik badan dan berjalan, tapi tiba-tiba orang tersebut masih bernapas yang mencoba untuk bangkit sambil memegang pisau yang sempat nanclep di perutnya. Orang itu berjalan sempoyongan mendekati Rio dan ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Gendut Milik Mafia [SEGERA TERBIT]
Fiksi Penggemar"Ketika cinta tak memandang fisik, disitulah kebahagiaan yang sesungguhnya tumbuh," Rara. Belum di revisi, jadi maklumi aja ceritanya amburadul. Versi cetak sama yang di WP, nanti beda ya🦋🤙. Buang Negatifnya dan ambil Fositifnya dari dalam cerita...