Gadis Gendut Milik Mafia [SEGERA TERBIT]

•Mirip atau tidak?•

Kebetulan hari ini waktu senggang, jadi aku up 3x.

Makasih buat yang udah nyemangatin aku😙😍. Sayang bangat sama kalian.

Maaf kalau komenan kalian aku belum balasin satu-satu, tapi aku baca kok. Komenan kalian buat aku ketawa-ketawa sendiri, buat aku semangat terus dalam membuat cerita.

Sehat selalu buat kalian. Aamiin.

Enjoy reading.

***

Lepaskan apa yang membuatmu sakit, dan perjuangkan apa yang membuatmu bahagia.

-Rara Rasiana❤

Jangan insecure. Kamu cantik di mata orang yang tepat.

-Satrio Langit.

Selesai memakaikan baju Raja, Rara keluar sambil membawa Raja keluar dari kamar.

"Bibi!" panggil Rara menatap ke arah dapur.

"Iya nyonya, sebentar!" balas pelayan sembari berlari kecil dan menghampiri Rara.

"Tolong jaga Raja sebentar, aku mau cakeup dulu ke dokter," pintah Rara menyerahkan Raja padanya.

"Baik, Nyonya." Pelayan tersebut menggendong Raja dengan ramah.

"Aku berangkat dulu, bi. Tolong jaga ya? Kalau dia minta coklat, kasih aja ada kok di kulkas," jelasnya sambil merapikan menampilannya dan pergi.

_

Rara terbaring pasrah di atas brangkar, kemudian sang dokter mulai memeriksa kandungan Rara.

"Gimana dok?" tanya Rara menatap dokter.

"Kandungan ibu baik-baik saja, sehat juga. Pola makannya harus di jaga dan teratur ya buk," jawab dokter setelah memeriksanya.

"Jangan terlalu banyak pikiran juga, takut nanti berpengaruh ke janin ibu," sambung dokter lalu duduk untuk membuatkan resep vitamin.

Rara mengangguk ngerti sembari mengusap perutnya yang mulai membuncit kembali.

"Terima kasih dok," ujarnya menerimah resep darinya dan berpamit keluar.

_

Rara terus berjalan setelah keluar dari rumah sakit. Ia sangat bahagia pada kandungannya yang sangat sehat.

"Haduhh," ringisnya ketika perut ia lapar. "Kamu lapar ya nak? Kita makan dulu ya," balas Rara mengusap lembut perutnya.

Rara mendongak, mencari restauran terdekat di daerah sekitar. "Nah itu dia!" girang Rara.

Rara buru-buru ke tempat restaurannya dan memasuki dalamnya sembari menatap sekeliling pengunjung.

"Ehh?" kagetnya saat melihat seseorang yang sangat familiar. Sayangnya orang itu memunggunginya.