•Belanja•

2.4K 197 33
                                    

Hello🤗
Gimana kabarnya guys? Semoga sehat selalu ya.

Enjoy reading

Jangan lupa pencet vote.
Vote dari kalian berharga buat author agar lebih semangat lagi💋.

Tandain ya jika ada typo😭😔✊.




***


Sinar matahari terpatri menyinari kamar pasangan suami istri. Rara yang tadinya tidur nyenyak, kemudian bangun karena terusik sinar matahari.

Tubuh Rara bergeliat manja, kedua tangannya terangkat ke atas dan matanya melirik ke suaminya yang masih memejamkan matanya.

Bibirnya tersenyum, Rara memiringkan badannya agar lebih jelas menatap sang suami. Tangan Rara sebelah mulai usil, di toel-toel pipinya gemas.

"Gumus-gumus!" geram Rara mencubit langsung. Ajaibnya Rio tidak bangun, ia malah semakin nyenyak tidur.

Rara mengamati wajah suaminya yang terlihat sangat lelah. Sudah lelah dengan pekerjaannya, di tambah lelah menghadapi sikap dirinya yang selama hamil.

Terkadang Rara merasa kasihan dengannya, tetapi hal tersebut malah tersingkir karena kesal jika kemauannya tidak di turuti.

Tak terasa, air mata Rara turun perlahan. Ia menangis, betapa jahatnya ia pada suaminya selama ini. Tangisan Rara semakin menjadi hingga menimbulkan suara isakan.

Gendang telinga Rio berdengung mendengar sesuatu. Akhirnya, Rio perlahan membuka matanya agar bisa melihatnya.

Rio mencoba menetralisir pandangannya, detik berikutnya ia kaget ketika mendapatkan istrinya yang tengah terisak.

Ia menarik tangan Rara, di bawa tubuhnya ke dalam pelukannya yang hangat agar istrinya itu diam.

Rio mengusap rambut Rara, mencoba menenangkannya agar tangisannya redah.

"Kamu kenapa? Siapa yang buat kamu nangis, hm?" tanya Rio terus mengusap rambut istrinya.

Rara semakin terisak mendengar suara seraknya Rio. Ia memeluk tubuhnya dengan erat, menenggelamkan wajahnya di dada sang suami.

Rio semakin di buat bingung. "Kamu kenapa, Sayang?"

Rara menggeleng pelan.

"Kenapa?" tanya Rio sekali lagi seraya menekan kata-katanya.

"Maafin aku, Mas!" isaknya.

"Cup-cup, Mas udah maafin kamu kok. Udah ya, jangan nangis lagi," bujuknya.

"Maafin aku, aku udah buat kamu lelah karena tingkah anehku. Aku udah buat kamu kesal, aku udah buat kamu marah, aku--"

"Ssshttt!" Rio menempatkan jari telunjuknya di bibir Rara, agar istrinya berhenti mengoceh yang tak jelas.

Rio melepas pelukannya, mengusap lembut pipi gembul istrinya. Rio bahkan dapat melihat mata Rara yang masih berkaca-kaca.

"Mas udah maafin kamu, Mas gak masalah kok sama tingkah anehmu itu. Mas malah senang bisa menuruti kemauanmu. Mas tahu, kemauanmu itu berasal dari anak kita, jadi untuk itu Mas nggak papa," jelas Rio mengecup bibir istrinya.

Rara tersenyum bahagia. "Makasih ya, Mas!" seruh Rara kembali memeluk Rio.

"Sama-sama cantik," jawab Rio ikut tersenyum.

_

"Mas Rio! Ayo buruan! Katanya mau belanja perlengkapan dede!" teriak Rara sebal dari arah ruang tamu.

Gadis Gendut Milik Mafia [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang