•Sesakit itu kah Cinta?•

3.4K 264 43
                                    


Holla, aku balik lagi😍 udah lama Hiatus, akhirnya up lagi.
•kangen bangat sama kaliannn.

•Gimana kabarnya? Baik kannn?

Enjoy Reading. Kalau ada typo tandain yaa, nanti aku perbaiki.


•••

A

ldo Aldo memapah Rara masuk ke hotel, lalu membantunya untuk duduk. Sampai sekarang, wanita itu masih saja terisak.

"Mau makan apa? Biar aku buatin?" tawar Aldo menyelipkan anak rambut Rara yang berantakan.

Rara menatap Aldo dengan bingung. "Ehh? Gak usah, nanti ngerepotin," tolak Rara menghapus air matanya, kemudian tersenyum tipis.

Pria itu lantas tertawa, mencolek hidung Rara yang memerah. "Gak papa, kok. Aku jago masak loh, mau nyoba masakanku gak?"

Rara berpikir sejenak, tak apa kan jika mencobanya. "Boleh dah. Tapi ... awas aja gak enak!" wanita itu pura-pura mengancam sembari menunjuk wajah Aldo yang ada di hadapannya.

"Siap tuan putri! Di jamin enak kok!" seruh Aldo berdiri, lalu ke dapur untuk menyiapkan makanan mereka berdua.

Di saat Aldo sedang sibuk berkutik di dapur, Rara diam-diam memperhatikannya. Lincah, sangat lincah gerakannya!

"Seperti chef," gumam Rara.

_

Rio memarkirkan mobilnya di halaman depannya, kemudian keluar sambil menggendong Raja.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah, lalu duduk di ruang tengah. "Tolong buatkan salad buah untuk putraku," pintah Rio pada pelayan yang sudah ada di hadapannya.

"Siap, tuan!" balasnya, lalu pergi.

Rio menaruh Raja di pangkuannya, tangannya membenarkan rambut bocah itu yang tengah berantakan.

"Jika dirimu sudah dewasa nanti, jadilah lelaki kuat! Jangan cengeng, raih lah apa yang kau mau! kejar lah seseorang yang kau cintai! Jadilah bijak!" Rio berseruh sambil menatap Raja yang mirip dengannya.

Raja masih sibuk dengan mainan dinonya, entah bocah itu dengar atau tidak, tapi yang pasti Rio berharap lebih pada putranya.

Pelayan tergesah-gesah menghampiri Rio dan Raja, lalu berkata. "Salad buahnya sudah siap, tuan."

Rio mengangguk, lalu berdiri sembari membawa Raja ke dapur untuk melaksanakan makan barang.

Pria tampan tersebut mendudukan putranya di bangku samping, menyuapi salad buah ke dirinya.

Raja menerima suapan itu dengan sangat lahap, membuat Rio senang di buatnya. Gembul dan lucu.

"Satu suapan lagi, sayang. Buka mulutnya," titah Rio sembari memegang sendok ala-ala pesawat terbang.

Bocah gembul lantas membuka mulutnya, lalu menerima suapan terakhir dari papanya.

"Pinterr!" gemas Rio mengusap kepala Raja.

"Tuan kita seperti duda anak 1 yaa?" bisik pelayan di balik pintu, setelah memperhatikan dua pria itu.

"Semenjak di tinggal nyonya, badannya kurusan. Penampilannya pun acak-acakan gak seperti dulu," sahut pelayan satunya.

"Nyonya kapan balik yaa?" sendunya.

"Gakk tauu. Kangen juga sama si nyonya. Semenjak mereka berantam, rumah sebesar ini mendadak sunyi," balasnya sambil mengusap air matanya yang sempat keluar.

Gadis Gendut Milik Mafia [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang