Ana hanya memasang senyumnya, melihat putrinya bahagia diapun ikut bahagia.
"Nanti Ibu akan beliin susu hami buat kamu," ujar Ana mengusap derai rambut Rara yang hitam lekat. Rara menikmati usapan lembut dari sang ibu, senang sekali dia bertemu olehnya.
Ditambah Rara mengetahui, jika dirinya hamil. Itu membuatnya sangat bahagia, walaupun di satu sisi sangat benci oleh perlakuan suaminya seperti bocah akibat cemburu.
_
Rara sendirian dirumah, ibunya sudah pergi ke mall untuk membeli belanjaan dan vitamin ibu hamil. Rara menduduki sofa ruang tamu, kakinya diselonjorkan.
Matanya dipejamkan untuk beristirahat sebentar. Ada rasa rindu sedikit kepada suaminya, namun langsung ditepis jauh-jauh oleh dirinya. Mengingat kejadian kemarin, membuat Rara jengkel oleh sifat cemburunya Rio.
Tok, tok!
Rara tersentak kaget, matanya dibuka kembali. Lalu berdiri dan membukakan pintu utama.
"Sebentar!" sahut Rara membuka pintu pelan.
Deg!
Rara diam membisu, melihat sang suami yang dihadapannya. Hatinya tersenyum melihat kedatangannya, namun ekpresinya mengatakan kalau dia membencinya.
"Ngapain?" tanya Rara datar.
Rio meraih tangan sang istri, tetapi malah ditepis olehnya. "Gak usah pegang!" kata Rara sinis.
"Maafin aku, Sayang ... sikapku sudah melukaimu," lirih Rio mulai menangis.
Rara tak menjawab, diam adalah caranya untuk mengotrol emosinya.
"Kita balik yuu, aku kangen kamu. Rumah terasa sepi kalau gak ada kamu," ajak Rio menatap Rara sendu.
"Bukan rumah aku lagi, ngapain aku balik," sahut Rara enteng.
"By, maafin aku By ... aku menyesal. Waktu itu aku benar-benar dalam keadaan cemburu, aku gak bisa mengotrol emosi. Tolong maafin akuu, demi anak kita," tuding Rio melesuh wajahnya dihadapan Rara.
"Anak kita?! Ini anak aku, bukan anak kamu! Aku gak bakal balik. Kamu yang bilang, kita bakal pisah secepatnya kan? Yaudah ... tunggu anak ini lahir, kita akan pisah!" jawab Rara tersenyum sinis.
Jduar!
Hati Rio hacur berkeping-keping mendengar ucapan dari Rara. Dia makin terisak, tubuh Rio luluh dilantai.
Rio memegangi kaki Rara. "Gak! Aku gak mau pisah! Tolong maafin aku. Aku sayang bangat sama kamu, Ra!" ungkap Rio.
"Sayangnya kamu itu egois! Aku udah mau jelasin sama kamu tentang foto itu, tapi asilnya apa? Kamu malah menampar aku dan ngebenturin kepalaku ditembok!" bentak Rara menggebu-gebu.
"Aku gak mau pisah!" bantah Rio menggeleng cepat sambil mengeluarkan air matanya terus.
"Ngapain kamu disini?!" tanya Ana yang baru sampai sembari membawa belanjaannya.
Rio melirik Ana, lalu memohon untuk membujuk Rara agar tidak mau berpisah olehnya.
"Bu ...," lirih Rio sendu.
"Pergi kamu! Ibu benar-benar kecewa sama kamu!' hardik Ana tajam.
"Buk, Rio mohon. Jangan buat kami pisah. Rio sayang bangat sama Rara, apalagi Rara sedang mengandung anak Rio bu!" tangis Rio semakin jadi.
"Kamu liat jidat sama pipinya Rara! Itu ulah siapa? Ulah kamu!" bentak Ana tersulut emosi.
"Mendingan kamu pulang. Jangan buat ibu emosi olehmu," usir Ana. "Dan ibu tidak akan mengijinkanmu kesini lagi!" sambung Ana langsung melengos pergi dan menarik tangan Rara untuk masuk kedalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Gendut Milik Mafia [SEGERA TERBIT]
Fanfiction"Ketika cinta tak memandang fisik, disitulah kebahagiaan yang sesungguhnya tumbuh," Rara. Belum di revisi, jadi maklumi aja ceritanya amburadul. Versi cetak sama yang di WP, nanti beda ya🦋🤙. Buang Negatifnya dan ambil Fositifnya dari dalam cerita...