Ekstra part! Author semangat bangat nih sama part yang satu ini, karena Tara udah nemuin orangtuanya. Tapi ada sedihnya juga sih Tara udah gak sama Rio dan Rara lagi:")
Enjor reading. Sorry for typo. Vote nya tolong tinggalkan, agar author semangat nulisnya🤧.
Maaf bangat telat up😭
________________________________
Kini pesawat telah tiba di bandara, semua orang yang di dalamnya berhamburan keluar, begitu juga dengan Rara dan Rio beserta Tara.Wajah Tara begitu sumringah melihat tanah kelahirannya, Rara pun merasa bahagia karena keluarganya akan kembali lagi seperti dulu.
Rio melirik wajah sang istri, senyumannya mampu membuat hati Rio ikut tersenyum.
"Ayo sayang," ajak Rio sambil menggendong tubuh Rara berjalan ke mobil yang akan menjemputnya.
Mereka saling bergandengan tangan, sama-sama memandang dengan senyuman mengembang.
"Mas, balik nanti mampir ke restauran ya. Perutku laper," ujar Rara sambil mengusap perutnya yang membuncit.
Rio tersenyum, lalu berkata. "Iya, Sayang. Nanti kita makan dulu."
Setibahnya di dekat mobil, mereka langsung saja masuk yang di kemudikan oleh supir pribadinya Rio.
"Om, Tala lindu mama Tala," lirih Tara menunduk dengan wajah sedih.
Rio menunduk untuk melihat wajahnya Tara. "Tara sabar ya, nanti mama Tara bakal jemput Tara kok." diusapnya puncuk kepala dengan sayang.
Sementara Rara hanya memerhatikannya saja, begitu akrabnya Rio dengan anak kecil. Entahlah, sudah berapa lama Tara bersamanya.
"Mampir ke situ, Pak!" tunjuk Rio ke sebuah restauran ternama yang berada di kota.
Sang supir mengangguk, mobil langsung di jalankan ke arah parkiran depan restauran.
Sepasang suami istri langsung saja keluar, Rara dan Rio. Di ganteng tangan berisi Rara, lalu di ajak ke dalamnya.
"Bagus juga, Mas!" seruhnya melihat sekeliling sudut restauran yang dekorasi nya cukup bagus.
"Kamu suka?" tanya Rio sambil mendekati bangku kosong pinggir jendela.
"Suka, Mas!"
"Tala juga suka, Om!" timpal Tara kegirangan.
Mereka bertiga duduk dan memesan makan. Saat Rara memesan ayam geprek super pedes, dengan cepat Rio marah.
"Ingat dede bayi! Aku gak suka kamu makan pedes, nanti sakit! Dede bayi bakal tersiksa di perutmu!"
"Gak pedes kok, Mas. Kali ini aja ya!" rengek Rara memasang puppy eyes nya di depan Rio.
"Turunin levelnya, baru boleh!"
"Gak mau!" tolak Rara menggeleng.
"Pesan bubur aja kalo gitu! Jangan pakai kerupuk, jangan pakai sayur-sayuran, dan jangan pakai ayam! Bubur aja taruin garam. Gimana? Mau bubur kaya gitu?"
"Ck! Pelit!" gerutu Rara memasang wajah kesal ke dirinya.
"Tapi kan ... ini kemauan bayinya," sedihnya merautkan wajahnya supaya Rio luluh.
"Jangan bawa-bawa dede, dia gak bersalah!" kekeh Rio sangar.
"Pelit, pelit, pelit!" kesal Rara memanyunkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Gendut Milik Mafia [SEGERA TERBIT]
أدب الهواة"Ketika cinta tak memandang fisik, disitulah kebahagiaan yang sesungguhnya tumbuh," Rara. Belum di revisi, jadi maklumi aja ceritanya amburadul. Versi cetak sama yang di WP, nanti beda ya🦋🤙. Buang Negatifnya dan ambil Fositifnya dari dalam cerita...