"Pelan-pelan, Sayang. Nanti perutmu sakit." Rio memperingati istrinya yang dari tadi tak henti-henti memasakukan potongan bakso ke dalam mulutnya.
"Akhyu lapher," balas Rara yang mulutnya terisi penuh.
Rio hanya menggeleng-geleng melihat Rara yang begitu rakus. Akhirnya di biarkan istrinya memakan itu sampai habis.
Rio menyilangkan kedua tangan di atas meja, menatap manis kepada Rara. "Awas saja, kalau sampai perutmu sakit. Aku gak mau belikan obat untukmu!" ancam Rio.
"Nyenyenye," sahutnya meledek.
"Aku mau bayar ini dulu. Kamu tunggu disini, jangan kemana-mana," pamit Rio bangkit dan mendekati si pedagang untuk membayarnya.
Rara masih melanjutkan makannya, ia hari ini benar-benar seperti orang tidak makan 2 tahun.
Selesai membayar, Rio kembali menghampiri istrinya. Namun ketidak sengajaan, Rio menabrak seorang gadis. Gadis itu hampir saja jatuh, tetapi Rio dengan sigap menangkap tubuhnya.
"Renata!" kaget Rio melihat wajah sang gadis yang pernah berhubungan asmarah waktu SMA dulu.
"Rio!" Renata pun kaget, secepatnya ia membenarkan posisinya.
"Kenapa ada disini?" tanya Renata malu-malu.
"Ak--"
"Pasti lagi beliin bakso buat ibumu ya?" tebak Renata sedikit tersenyum.
Renata pernah berpacaran dengan Rio, hubungannya sudah 3 tahun. Akan tetapi, kandas ditengah jalan. Dikarenakan Rio waktu itu tidak mempunyai apa-apa, apalagi dirinya dari keluarga miskin.
Itulah sebabnya, Renata meninggalkan Rio disaat susah. Makan cinta saja tidak cukup kalau tidak ada uang, pikir Renata waktu itu.
"Bukan," jawab Rio dingin.
Renata mengkerutkan kening, kalau bukan buat ibunya lantas buat siapa? Renata sudah tahu, kalau Rio tidak terbiasa makan dipinggir jalan seperti ini.
"Terus? Aku tahu, kamu buka tipenya orang yang suka makan ditempat seperti ini kan?" tanya Renata menatap antusias.
"Aku disini bersama istriku," jawab Rio berlalu pergi.
Renata tersontak kaget mendengar ucapan mantan kekasihnya itu. "Rio sudah menikah?" monolog Renata.
"Sudah selesai, Sayang?" tanya Rio lembut sambil duduk di samping istrinya.
"Udah, By," jawabnya mengelap sudut bibir karena sempat belepot.
Rio memeluk tubuh gempalnya Rara dari samping, ditaruh wajahnya dibahu Rara. "Balik yu," ajak Rio.
Rara hanya manggut dan lalu berdiri, begitu juga dengan Rio. Sang empu menatap suami sembari tersenyum. Jari-jemari dieratkan untuk memeluknya.
Rio dan Rara akhirnya pergi dari situ mendekati mobilnya. Mereka masuk, lalu mobil dijalankan oleh supir meninggalkan halaman tersebut.
Renata melihat mantan kekasihnya sudah mempunyai istri serta dirinya pun sudah memiliki harta rasanya hatinya sakit
"Aku tidak akan membiarkanmu bersama wanita itu," gumam Renata tersenyum miring.
Di dalam mobil, Rara menyenderkan kepala dibahu Suaminya sambil memeluk tubuh kekarnya dengan erat.
"Kamu ngantuk ya?" tanya Rio sedikit terkekeh.
"Enggak," jawab Rara cepat.
1 jam kemudian, mobil telah sampai dihalaman rumahnya. Langsung saja, mereka keluar dan membawa tas baju yang tadi.
Rara dan Rio menaiki tangga menuju kamar mereka berdua. Lalu masuk dan ditaruh tasnya disofa. Rara merebahkan tubuh di atas kasur sambil memejamkan matanya.
Sedangkan Rio, ia pergi kekamar mandi. Selang beberapa menit, Rio keluar yang hanya memekai celana pendek tanpa mengenakan baju.
Rio tersenyum mendekati istrinya, duduk dipinggir ranjang. Tangan kirinya mengusap lembut rambut Rara, tangan kanannya mengusap perutnya.
"Sayang ...," panggil Rio pelan.
Rara membuka matanya, mendongak kesamping. "Kenapa, By?" tanya Rara.
"Gak papa," balas Rio.
Tes!
Air dirambut Rio mengenai wajah Rara hingga Rara terusik tidurnya. Rara marah dan langsung duduk menatap Rio tajam.
"Kenapa sih, marah-marah mulu, udah kaya lagi pms," cibir Rio.
"Rambutmu kena wajahku!" ketus Rara.
Rio mencium bibir Rara cukup lama, membuat Rara terbuaih olehnya. Selesai itu, turun keleher putih istrinya. Dibuat tanda kepemilikannya, lalu dilepas.
"Lihat tanda ini, itu tandanya kamu punya aku. Kamu jangan terlalu dekat dengan cowo lain, karena aku gak suka!" kata Rio menekan semua kata.
"Iya."
"Sekarang tidur ya, istirahat yang cukup," ucap Rio mengecup pipi Rara sekilas.
Rara menggulum senyum malu, secepatnya direbahkan tubuhnya dan menutup dengan selimut hingga sebatas leher.
Rio berdiri dan pergi kebalkon kamarnya. Dihirup udara dengan pelan, menikmati keindahan dari atas.
"Kenapa dia kembali?" tanya Rio bergumam.
***
Tekan bintang⭐
Sory for typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Gendut Milik Mafia [SEGERA TERBIT]
Fanfiction"Ketika cinta tak memandang fisik, disitulah kebahagiaan yang sesungguhnya tumbuh," Rara. Belum di revisi, jadi maklumi aja ceritanya amburadul. Versi cetak sama yang di WP, nanti beda ya🦋🤙. Buang Negatifnya dan ambil Fositifnya dari dalam cerita...