Vote nya cantik😚
Gumusshhhh😚😭Tutup pintu
Rebahan
Buka wattpad
Enjoy reading
Kaum rebahan mah santuy aja, okee broo?!😂
_________________
Sekarang Rio dan Rara serta anak buahnya sedang di kantor polisi.
Untuk kali ini, nyawa Doni selamat karena berkat istrinya yang memberhentikan aksinya saat hendak menembak.
"Terimah kasih, Pak Rio. Jika ada kejahatan lagi segera hubungin saya!" Pak polisi menjambat tangan Rio dengan senang.
"Sama-sama, Pak. Baiklah, kalau gitu kami permisi," pamit Rio yang di balas anggukan olehnya.
Mereka pun keluar dari ruangan meninggalkan Doni yang merontah-rontah minta di bebaskan.
Aman di penjara, mati di luar!
Anak buah Rio berhamburan pergi mengurus bagian lainnya yang sudah di tugaskan masing-masing.
Kini tinggal lah Rara dengan Rio di dalam mobil. Sedari tadi Rara diam terus sehingga Rio di buat pusing plus khawatir.
"By ... kamu kenapa?" tanya Rio membuka suara dengan berhati-hati.
Rara enggan menjawab, dia malah membuang pandangannya ke luar jendela.
Rio menghembuskan napas gusar, lalu di jalankan mobilnya ke jalan raya yang penuh dengan kendaraan lain.
🏵🏵🏵
Rara keluar dari mobil dan meninggalkan Rio yang diam mematung. Sementara Rio, masih di buat bingung dengan tingkah istrinya.
"Sabar-sabar. Mungkin efek hamil, jadi kek gitu. Untung gue yang hamilin, jadi harus sabar," gumam Rio mengusap dadanya.
Detik berikutnya, Rio menyusul istrinya masuk ke dalam.
Ia clangak-clinguk mencari keberadaannya. Gak lama kemudian, pandangannya menangkap punggung Rara yang tengah berkutik di dapur.
Rio berlari kecil menghampiri sang istri. Kemudian memeluknya dari belakang.
"Kamu marah?"
"Ck, bodoh! Jelas lah aku marah! Kamu itu bukan Tuhan, yang seenaknya aja cabut nyawa orang! Kalau seperti itu terus, gimana dengan anak kita? Aku gak mau ya, sifat burukmu nuruni ke dia!" dumel Rara tanpa melihat suaminya.
Rio tersenyum lembut. "Iya sayang ... aku bakal berubah. Bantu aku ya?"
"Benar ya? Jangan ngucapin janji palsu!" sahut Rara sedikit tak percaya.
Lagi-lagi Rio tersenyum, mencium pipi Rara. "Iya endutku."
Cup!!
Pipi Rara bersemuh merah, mendengar ucapan Rio yang mampu membuat hatinya luluh.
"Jangan ganggu aku, ih! Aku mau masak, tunggu sana!" usir Rara memberontak dari pelukan Rio.
"Iya-iya deh, aku ngalah." jawab Rio lemas dan pergi ke ruang tamu.
🏵🏵🏵
Raka tengah duduk di bangku kebesarannya. Matanya terpokus oleh laptop.
Tok, tok!!
"Masuk!" teriak Raka tanpa mendongak.
Orang yang di luar pun segera masuk sembari membawa berkas berwarna hijau.
Ia tarus di meja Raka, lalu berkata. "Berkas sudah siap, Pak. Sebentar lagi ada meeting dengan klient dari Amerika."
Raka mendongak sekretarisnya. "Serius kah? Amerika?" tanya Raka.
Indri mengangguk. "Iya, Pak."
"Oke-oke, kamu boleh pergi."
Setelah kepergian Indri, Raka melamun sebentar. Jari telunjuk ia ketuk-ketuk di atas meja.
"Kok mumet ya, tiba-tiba?" bingung Raka menggeleng-geleng kepal.
🏵🏵🏵
Meeting sedang berlangsung. Dari tadi Raka enggan berpaling dari wajah ayuhnya seorang sekretaris dari Amerika tersebut.
Raka senyam-senyum sendiri, betapa cantiknya wajah wanita yang di hadapannya.
Membuat wanita yang sedang di tatap menjadi salting karenanya.
"Kalian paham?" tanya yang sedang berdiri sambil menjelaskan.
"Paham!" jawabnya kompak.
"Oke, meeting hari ini selesai!" balasnya langsung duduk di bangkunya.
"Liorna, bereskan berkasnya. Nanti kita makan siang dulu sebelum pergi dari sini," ujarnya.
Liorna mengangguk paham. "Baik, Pak."
Raka yang memperhatikannya langsung sedikit kaget. Kenapa cepat sekali perginya? Padahal ia ingin berlama-lama dengan wanita itu.
Karena tak mau kehilangan dan di ambil orang, Raka langsung bergerak cepat untuk memilikinya.
Cantik plus muda, wajahnya seperti polos. Otak cerdas nan juga baik hati, pikirnya!
Saat hendak melangkah, kaki Liorna berhenti ketika Raka memanggil namanya.
"Ada apa ya, Pak?" tanya Liorna sedikit bingung.
"Ah, tidak. Boleh kenalan?"
Liorna tersenyum malu-malu, lalu mengangguk. "Boleh, Pak."
"Sudah nikah?" tanya Raka terlontar begitu saja yang membuat Liorna semakin bingung.
Liorna menggeleng pelan. "Belum, Pak. Saya masih singgel."
'Kesempatan emas!' sorak Raka girang.
"Boleh minta nomor hp? Buat teman curhat aja," kekehnya sedikit berbohong. Padahal untuk menyerobot wanita itu di jadikan istri.
"Boleh, Pak," jawab Liorna mulai memberitahukan nomor hpnya ke Raka, sehingga membuat hati Raka cenat-cenut.
"Makasih, ya," ujar Raka tersenyum manis.
Liorna yang melihat itu pun, hatinya menjadi tersentuh. Jarang sekali ada cowo yang seperti Raka.
Tersentuh sekali hatimu, neng Liorna!
Ah! Jangan percaya. Mungkin aja modus!
"Liorna, cepat!" teriak atasannya. Liorna sedikit kaget, lalu berpamitan ke Raka.
Raka menatap kepergian Liorna, ada sedikit sedih jika Liorna harus pergi. Ada juga sedikit bahagia, karena telah mendapat nomor hpnya plus jawaban 'Singgel' darinya sendiri.
"Apapun caranya, kamu harus jadi istriku, Liornaku sayang," gumam Raka terus tersenyum.
Bersambung
Sedikit patah hati saat abang Raka suka sama Liorna😭🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Gendut Milik Mafia [SEGERA TERBIT]
Fanfiction"Ketika cinta tak memandang fisik, disitulah kebahagiaan yang sesungguhnya tumbuh," Rara. Belum di revisi, jadi maklumi aja ceritanya amburadul. Versi cetak sama yang di WP, nanti beda ya🦋🤙. Buang Negatifnya dan ambil Fositifnya dari dalam cerita...