Kini Rio sedang berada di kamarnya, tepatnya dirinya lagi bercermin memperhatikan setiap wajahnya.
Rio membuang napas gusar, lalu menengok ke belakang untuk memastikan Tara yang sedang tertidur di atas kasur. Dia kembalikan badan dan mendekati ranjang.
"Om, pergi dulu Tara." Rio mengusap kepala Tara dengan lembut, lalu pergi dari kamarnya meninggalkan Tara sendirian.
_
Tangan Rio terus saja menyetir, matanya tetap terpokus oleh jalanan. Padahal Rio malas jika harus bertemu lagi oleh mantannya itu, namun karena dia harus menjalankan misi terpaksa menemuinya.
Sekian lama, kini mobil Rio telah sampai di parkiran cafe Mawar. Dia keluar dengan gaya dinginnya memasuki ke dalam.
Mata Rio terus saja melirik-lirik mencari keberadaan Renata, tetapi tidak terlihat.
"Apa dia membongiku?" bingung Rio.
"Hay, Sayang!" teriak Renata dari bangku pojok. Rio melirik ke sumber suara, ternyata Renata ada di sana.
Langsung saja Rio menghampiri Renata, dan duduk berhadapan dengannya.
"Ada apa?" tanya Rio tak mau basa-basi.
"Aku kangen sayang ... kamu gak kangen sama aku memangnya?" tanya Renata balik sambil menggoda Rio.
"To the point aja, Renata!" tekan Rio bersenderan.
"Tadi kan udah aku jawab, aku kangen! Kamu semenjak udah punya si gendut jadi kasar sama aku!" Rena cemberut, mencoba mencari perhatian kepada Rio.
"Istriku memang gendut, tapi dia bedah sama kamu! Dia nerimah aku apa adanya, dan kamu? Kamu gak ingat waktu dulu? Mandang fisik! Gila kekayaan!" hina Rio enteng dan tenang.
Renata yang berasa di hina merasa marah karenanya, ingin sekali menampar pipi Rio namun rasa sayangnya kepada pria itu lebih besar.
Renata mencoba meraih kedua tangan Rio, lalu di genggam erat-erat.
"Dengarin aku, Rio! Waktu dulu aku gak mandang fisik dan aku juga gak gila kekayaan! Aku cuman ingin kamu berubah!" Renata membela dirinya di hadapan Rio.
Rio menghempaskan tangan Renata dengan kasar, di tatap wajah Renata tajam.
"Berubah apa?! Berubah agar aku jadi orang kaya? Biar kamu kalau ingin ini itu minta sama aku?" tanya Rio menaikan alisnya satu.
"Bukan--"
"Gak usah alesan deh! Andai kamu bisa, tahan sebentar untuk menungguku mempunyai segalanya, pasti aku juga gak sebenci ini sama kamu. Tapi takdir memisahkan aku dari orang yang kaya kamu, dan aku? Di pertemukan oleh gadis yang bisa nerima semua kekuranganku!"
"Aku menye---"
"Beruntung bangat aku di pisahin dari kamu, dan dipertemukan dengan Rara. Walaupun fisik istriku gak sama kaya cewe-cewe diluaran sana, tapi aku sangat mencintainya."
"Rio ...," lirih Renata dengan mata yang mulai berkaca-kaca, tak sanggup bila mantannya memuji untuk istri di hadapan dia.
Rio mengkerutkan alisnya, menatap Renata bingung. "Ada apa?"
"AKU SAYANG BANGAT SAMA KAMU RIO!" teriak Renata kencang yang membuat orang-orang berada di cafe menatap mereka berdua.
"Aku gak perduli," acuh Rio bersedekap dada.
"Plis Rio ... kasih aku kesempatan lagi," mohon Renata terisak.
"Udah gak bisa."
"Aku mau balik," sambung Rio berdiri, sontak membuat Renata ikut berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Gendut Milik Mafia [SEGERA TERBIT]
Fanfic"Ketika cinta tak memandang fisik, disitulah kebahagiaan yang sesungguhnya tumbuh," Rara. Belum di revisi, jadi maklumi aja ceritanya amburadul. Versi cetak sama yang di WP, nanti beda ya🦋🤙. Buang Negatifnya dan ambil Fositifnya dari dalam cerita...