Jung Sarang merasa kalau hidupnya selalu saja terkena sial.
Segala hal yang dia lakukan selalu saja tidak berjalan lancar meskipun sudah berusaha untuk menanggulanginya.
Sampai suatu hari ponsel Sarang terpasang sebuah aplikasi aneh bernama Fortune...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Orang-orang selalu kurang peka terhadap suatu hal, tentang perasaan satu sama lain. Tapi, aku ingin mencintai dan dicintai, kutahu bahwa menjalani hidup ini membutuhkan suatu batasan, dalam menyayangi seseorang."
....
****
Aku mendengar dari Jake bahwa Ryujin telah diskors selama 10 hari.
Dia berkelahi dengan Somi di dalam kelas ketika jam istirahat hingga guru datang dan membawa mereka ke ruang BK, Somi berkata kalau Ryujin yang telah memukulnya berkali-kali.
Ryujin memang salah satu anak dalam ekskul taekwondo, wajar saja kalau Somi dibuat kacau dan terluka olehnya, meskipun Ryujin berkata kalau itu hanya pembelaan diri tetapi Somi berkata kalau Ryujin yang memulai pertengkaran.
Ucapannya itu telah didukung oleh Minjeong dan Chenle, bahkan beberapa orang di kelas juga mengatakan kalau Ryujin memulainya lebih dulu, sedangkan orang-orang yang membela Ryujin menjadi seperti kaum minoritas.
Mereka bungkam dan hanya bersuara diam-diam.
Akhirnya Somi mendapat skors selama tiga hari sedangkan Ryujin selama 10 hari, itulah sebabnya Ryujin menginap di rumahku.
“Rasanya bisa mati bosan kalau berada di rumah sendirian, tetapi kalau di sini setidaknya kita bisa makan-makan bersama hahaha, selain itu aku juga tidak akan ketinggalan pelajaran.”
Aku tidak bisa berkata kalau aku senang Ryujin berada di sini, aku masih tidak tahu apa yang membuatnya berkelahi dengan Somi, bahkan Jake juga tidak mengatakan apapun.
“Kau benar-benar berkelahi dengan Somi?” tanyaku saat kami sedang menonton film bersama-sama.
Ryujin mengangguk santai, “Tentu saja, aku menghajarnya habis-habisan, dia memang pantas mendapatkan itu, riasan wajahnya membuatku sangat kesal.”
“Tapi kenapa kau berkelahi dengannya?”
“Sudah kubilang, wajahnya itu benar-benar menyebalkan hingga tanganku gatal ingin memukulnya, tenang saja, semua ini tidak ada hubungannya denganmu.”
Sejak SMP aku memang mengetahui kalau Ryujin memiliki watak agak keras, banyak hal yang membuatnya merasa terganggu, dia tidak segan-segan untuk mengajak berkelahi murid laki-laki ataupun perempuan.
Akan tetapi Ryujin tidak pernah mencari masalah lebih dulu kepada orang lain, dia hanya marah jika dia dijadikan korban.
Sejak dulu dia memang bersikap sangat baik padaku, ketika aku hanya berjalan membuntuti Jake saat SMP, dia akan memanggil dan mengajak pergi ke kantin bersamanya, dia juga tidak pernah mencela apapun yang kulakukan.