Jung Sarang merasa kalau hidupnya selalu saja terkena sial.
Segala hal yang dia lakukan selalu saja tidak berjalan lancar meskipun sudah berusaha untuk menanggulanginya.
Sampai suatu hari ponsel Sarang terpasang sebuah aplikasi aneh bernama Fortune...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku ingin selalu berkata jujur padamu, tanpa kusadari angin musim gugur telah datang, aku yang masih berdiri di garis ini seakan tidak ada kemajuan. Aku tidak ingin gugur seperti daun-daun itu, namun setiap melihatmu aku hanya akan lari."
.....
****
Entah apa yang diinginkan oleh Beomgyu, hari ini dia mengajakku untuk pergi bersama ke Namsan Tower.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, dengan menaiki mobil milik keluarga Beomgyu akhirnya kami pergi ke Namsan Tower.
Butuh waktu sampai Kak Jaehyun mengizinkanku pergi, walaupun kedua orang tuaku memperbolehkannya tapi Kak Jaehyun terus bersikeras bahwa aku tidak boleh pergi bersama laki-laki, dia juga bahkan marah dan berkata kalau aku seperti dijual kepada Beomgyu.
Kejam sekali.
Aku tidak tahu apa yang dikatakan oleh Beomgyu kepada kedua orang tuaku hingga dia berhasil mendapatkan izin, apapun itu akhirnya aku diperbolehkan untuk pergi.
Jujur saja, ini pertama kalinya aku pergi ke luar bersama laki-laki selain Jake.
Rasanya agak sedikit canggung.
“Em … sebenarnya kenapa kita berdua harus pergi ke Namsan Tower?” tanyaku ragu.
Beomgyu menoleh, “Di sana pemandangannya bagus sekali, ada banyak makanan enak dan Mall milik keluargaku ada di dekat sana, kita akan membeli barang-barang bagus lalu bermain di Namsan Tower.”
Membeli barang-barang bagus? Siapa?
Aku bahkan datang ke sini hanya membawa uang seadanya, jika harus mampir ke Mall yang barang-barangnya seharga mobil sudah pasti aku tidak bisa membeli apapun.
Akan tetapi tadi Beomgyu berkata kalau Mall itu milik keluarganya sendiri, apakah Beomgyu ingin mengajakku jalan-jalan melihat Mall keluarganya? Wah … rasanya seperti jalan-jalan keluarga kaya.
Butuh waktu lima belas menit untuk sampai di tujuan.
Mall keluarga Beomgyu bernama CSW Mall.
Aku belum pernah masuk ke dalam Mall itu karena selain aku tidak pernah jalan-jalan keluar rumah, sudah pasti keluargaku tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli pakaian mahal di Mall.
Ketika masuk ke dalam para pegawai di sana sepertinya mengenal Beomgyu, mereka terlihat sopan sekali serta melayani seakan bertemu orang penting.
Aku hanya terbelalak sepajang jalan melihat barang-barang mewah dan pelayanan super baik dari para pegawai.
“I-ini luas sekali, barang yang dijual juga kelihatannya mahal, apakah aku boleh menyentuhnya?” tanyaku.
Beomgyu terkekeh, “Kenapa kau harus bertanya, tentu saja boleh.”