"Sudah 12 tahun berlalu
tidak hanya wujud dan ikatan
saja yang telah berubah,
namun waktu juga ikut cepat berlalu.
Meski begitu salju masih saja
terasa dingin,
masih sama seperti saat itu.".....
****
Mendekati akhir tahun cuaca musim dingin menjadi seperti es.
Sebagai ucapan terima kasih, aku membungkus beberapa hadiah tahun baru untuk teman-teman dan orang-orang yang sudah menjengukku.
Syal rajut, topi rajut, sarung tangan rajut, serta masih banyak hadiah lainnya.
“Kau akan memberi hadiah untuk semua teman-temanmu tetapi kau tidak memikirkan hadiah untukku, Ibu dan Ayah?” tanya Kak Jaehyun sambil membantu membungkus semua hadiah-hadiah itu.
Aku terkekeh pelan, “Aku sudah menyiapkannya, tapi itu rahasia.”
“Punyaku harus dibungkus dengan indah, aku tidak menerima barang yang tidak dibungkus,” keluh Kak Jaehyun seperti anak kecil.
Hadiah pertama ini akan kuberikan kepada Sunghoon karena rumahnya berada di dekat sini, jadi aku tidak perlu meminta Kak Jaehyun untuk mengantarku ke sana.
“Ngomong-ngomong, aku tidak pernah melihat mantel musim dingin itu,” ucap Kak Jaehyun sambil melihat mantel putih yang cantik di atas ranjang milikku, sengaja diletakkan di sana karena ingin kupakai.
“Itu hadiah ulang tahun dari Beomgyu, hehe.”
“Oh … baiklah.”
Uh, apa ini? Kak Jaehyun tidak mengeluh?
Biasanya dia tidak senang setiap aku menerima hadiah dari seorang laki-laki, apalagi kalau laki-laki itu sangat dekat denganku, biasanya dia akan mengeluh dan terus mengomel sambil berkata kalau aku tidak boleh terlalu dekat dengannya.
Apakah dia dan Beomgyu sudah berteman? Orang-orang berkata kalau Beomgyu merawatku selama di rumah sakit, pasti dia menjadi semakin dekat dengan Kak Jaehyun.
“Aku akan mengantarkan hadiah ini ke rumah Sunghoon.”
“Hati-hati, kalau kau kedinginan harus segera pulang.”
“Iya.”
Sudah lama aku tidak mengobrol bersama Sunghoon, terakhir kali dia datang saat aku masih di rumah sakit, dia masih sama saja seperti dulu.
Setelah berdiri tepat di dekat gerbang keluarga Park, segera aku menekan bel, tak lama kemudian aku melihat Sunghoon keluar dari rumah dengan memakai pakaian hangat berwarna merah, aku tersenyum padanya.
“Tumben sekali, ada apa?” tanyanya.
Dia membuka gerbang dan berdiri di hadapanku, segera akupun menyerahkan kotak hadiah di tanganku kepada Sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortune Diary [TXT - Beomgyu]
FanfictionJung Sarang merasa kalau hidupnya selalu saja terkena sial. Segala hal yang dia lakukan selalu saja tidak berjalan lancar meskipun sudah berusaha untuk menanggulanginya. Sampai suatu hari ponsel Sarang terpasang sebuah aplikasi aneh bernama Fortune...