Jung Sarang merasa kalau hidupnya selalu saja terkena sial.
Segala hal yang dia lakukan selalu saja tidak berjalan lancar meskipun sudah berusaha untuk menanggulanginya.
Sampai suatu hari ponsel Sarang terpasang sebuah aplikasi aneh bernama Fortune...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Saat aku membuka mataku di pagi hari yang cerah ini, satu-satunya yang dapat kulihat adalah bayanganmu. Bersamaan dengan itu di genggamanmu, kau membawa seluruh kesedihan dan dendam dari masa lalu."
....
****
Hari ini Ryujin sudah diperbolehkan masuk sekolah.
Bersamaan dengan itu Somi juga masuk sekolah setelah tiga hari dia tidak datang, semua orang masih saja membicarakan Somi seolah-olah video tentangnya tidak akan pernah menghilang.
Tidak diketahui siapa yang menyebarkan video itu, sekarang sudah tidak ditemukan lagi. tetapi sebagai gantinya Somi tidak akan pernah lepas dari omongan orang-orang.
Tidak ada yang membahas hal itu namun bukan berarti mereka tidak tahu.
“Sarang, aku boleh meminta tolong padamu?” tanya Minju ketika kami bertemu di depan gerbang sekolah.
Meskipun ini bukan pertama kalinya Minju mengajak bicara tapi kita berdua tidak pernah mengobrol seperti seorang teman akrab, aku masih ingat Minju mengerjaiku saat pertama masuk sekolah, entah dia sudah menyesalinya atau belum.
Menurut Yuri dan Shuhua sebenarnya Minju adalah anak yang baik, mereka berada di SMP yang sama seperti Jeongin dan Sunghoon, itulah sebabnya mereka lumayan akrab.
Mereka berkata kalau sejak dulu Minju memang terkenal berkat kecantikannya, bahkan banyak kakak kelas menyukai Minju.
Di dalam kelas dia dan Minjeong sudah menjadi dewi.
“Kau ingin meminta tolong apa?” tanyaku balik.
Minju tersenyum begitu cantik di depanku, “Apa kau mau bertukar tempat duduk?”
Bertukar tempat duduk?
“Kenapa kau ingin bertukar tempat duduk denganku?”
Dia mengangguk semangat, raut wajahnya terlihat lebih bersinar dan berseri-seri, astaga dia memang sangat cantik, jika aku menjadi laki-laki tentunya aku akan mengakui wajah Minju, dia benar-benar berada di tingkatan yang sama dengan Minjeong.
“Karena di belakang sedikit sulit, aku tidak terlalu bisa membaca tulisan di papan tulis, kau mau ‘kan bertukar tempat duduk denganku?”