(Diary 0-10) Dunia Tanpa Diriku 2

617 198 32
                                    

"Musim dingin yang kau
pasrahkan demi mencoba
memberikan sayap untukku,
melindungiku dari badai
salju dan musim dingin
yang membuatku gemetar,
aku ingat semuanya."

.....

****

Taehyun masuk ke dalam kelas yang ramai dipagi hari dalam kondisi meja di sampingnya penuh dengan coretan kapur putih, ada gambar anjing, ada gambar kotoran, ada olok-olokan tidak pantas tertulis di sana.

“Astaga, ini merepotkan sekali.”

Dia membasahi sapu tangan dengan air minumnya sendiri lalu mengusap meja di sebelahnya yang kotor hingga bersih, akan tetapi dia baru sadar bahwa di laci meja itu terdapat sampah dari gumpalan kertas.

Byeol hanya diam melihat Taehyun menepuk dahi, bukan, itu bukan meja milik Taehyun, tetapi lelaki itu tetap membersihkannya.

Dia mengambil kotak sampah dan memungut satu persatu sampah kertas di dalam laci, namun bel sekolah berbunyi disaat yang tidak tepat, terpaksa Taehyun meletakkan kembali kotak sampah pada tempatnya sebelum si pemilik meja datang.

Hari itu teman sebangku Taehyun datang terlambat ke sekolah.

Gadis lemah bernama Sarang yang menjadi teman sebangku Taehyun, berencana untuk tidak masuk sekolah karena takut.

“Ibu, hari ini aku sakit,” ucapnya dengan pelan pada sang Ibu yang sedang bersiap-siap akan berangkat kerja.

“Apanya yang sakit?”

“Tubuhku terasa lemas, perutku juga tidak enak.”

Ibunya menoleh lalu memegang dahi Sarang, dia memastikan bahwa suhu tubuh gadis itu tidak panas, bahkan rona wajahnya juga baik-baik saja, meskipun raut wajah Sarang terlihat sedikit murung.

“Kau sudah izin tidak masuk sekolah beberapa kali, kau harus berangkat, kalau tubuhmu benar-benar lemas maka istirahatlah di UKS, nanti kau bisa tertinggal banyak pelajaran dan jumlah kehadiranmu akan sedikit.”

Dia memberikan senyuman penuh semangat kepada anaknya seraya mengusap pipi itu, entah mengapa Sarang terlihat tidak bahagia sama sekali, dia hanya mengangguk dan tetap akan berangkat ke sekolah apapun yang terjadi.

****

“Nak?”

Sarang terperajat kaget saat penjaga perpustakaan berdiri di dekat meja, dia buru-buru menutup buku yang sedang dia baca dan memberikan senyuman tipis kepada ibu-ibu si penjaga perpustakaan.

“Ini sudah waktunya perpustakaan sekolah tutup, apa kau tidak pulang ke rumah? Sekolah juga sudah sepi,” ucap wanita itu kepada Sarang.

“Sudah akan ditutup?”

Dia mengangguk, sesaat wanita itu melirik sekilas pada buku yang sedang dibaca oleh Sarang, berjudul ‘Cara Mendapat Teman’, dia tersenyum ketika Sarang menutupi judul buku dengan tangan kecilnya.

“Kau senang membaca buku?” tanya wanita itu.

“Iya, kemarin ada beberapa buku baru,” jawab Sarang dengan senyuman lebar.

“Kalau begitu mengapa kau membaca buku ‘Cara Mendapat Teman’? Di sini ada banyak buku yang sangat menarik untuk kau baca, bacalah … buku yang sesuai dengan umurmu.”

Karena Sarang masih begitu muda, dia hanya tidak ingin Sarang membaca tulisan-tulisan rumit yang biasa dibaca oleh orang dewasa, semua orang harus bertingkah selayaknya umur mereka masing-masing.

Fortune Diary [TXT - Beomgyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang