Jung Sarang merasa kalau hidupnya selalu saja terkena sial.
Segala hal yang dia lakukan selalu saja tidak berjalan lancar meskipun sudah berusaha untuk menanggulanginya.
Sampai suatu hari ponsel Sarang terpasang sebuah aplikasi aneh bernama Fortune...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Seekor angsa dan kucing pada musim semi di sisi lain dari dunia ini, tertidur di bawah sinar matahari dan tersenyum di dalam mimpi, serpihan kunang-kunang dari mimpi-mimpi itu terbang ke langit senja, berubah menjadi setitik harapan di dunia manusia,"
Di dalam kunang-kunang cahaya terdengar bisikan dari angsa putih, "Aku ingin hidup bersamamu jauh lebih lama lagi, bukan sebagai seekor angsa ataupun kucing hutan, tapi sebagai manusia."
****
Sepertinya semalam terjadi sesuatu yang sangat menggemparkan.
Orang-orang di sekolah membicarakan tentang video aneh yang dikirim pada situs khusus para murid, hanya dalam beberapa jam menjadi begitu terkenal dikarenakan video aneh itu adalah video seseorang yang sedang bermesraan bersama pacarnya.
Aku belum menonton di ponselku hanya saja Shuhua dan Yuri menontonnya hingga akupun ikut melihat sedikit.
Dalam video sekitar dua menit menampilkan seorang sepasang kekasih begitu mesra berciuman hingga membuka pakaian masing-masing, diketahui kalau pakaian yang dikenakan oleh si perempuan adalah seragam sekolah ini.
Hal yang lebih buruk, wajah orang itu sangat menyerupai Somi.
Tidak tahu siapa yang menyebarkan di situs sekolah, namun saat ini Somi tidak masuk sekolah, mungkin dia sudah menonton video itu tadi malam.
Semua orang mengatakan kalau video itu dikirim sekitar jam satu malam tadi, pantas saja ketika aku bangun dipagi hari ponselku begitu penuh notifikasi grup kelas, rupanya mereka membicarakan tentang video murid bermesraan berwajah mirip Somi.
"Kasihan sekali dia, lagipula siapa yang menyebarkan hal semacam ini."
Sudah pasti Somi merasa sangat malu dan tertekan, ditambah lagi komentar-komentar pada situsnya sangat kejam, mereka menghina hingga mengatakan hal-hal bodoh seperti menulis kalau Somi pasti akan bunuh diri sebentar lagi.
Beberapa dari mereka juga merasa kasihan dengan Somi, namun tetap saja lebih banyak yang mencela, mengejek dan menghina.
Tidak tahu apa yang dipikirkan oleh teman-temannya, namun Jay, Chenle dan Minjeong terlihat tidak terlalu menjadikan hal itu sebagai beban pikiran.
"Jake, aku ingin pergi ke perpustakaan, apa kau ingin ikut?" ajakku kepada Jake, sedang sibuk bermain ponsel.
"Kau ingin ke perpustakaan? Untuk apa?"
"Aku harus mengejar pelajaran yang ketinggalan selama tidak masuk lima hari, jadi aku ingin mengerjakan tugas khusus dari guru."
Jake tersenyum tipis, "Maaf, aku akan menemanimu nanti."