Jung Sarang merasa kalau hidupnya selalu saja terkena sial.
Segala hal yang dia lakukan selalu saja tidak berjalan lancar meskipun sudah berusaha untuk menanggulanginya.
Sampai suatu hari ponsel Sarang terpasang sebuah aplikasi aneh bernama Fortune...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jika kita bertemu lagi di suatu tempat, di tempat ini apakah kau mengingat namaku? Saat itu kuyakin angin musim semi berhembus."
....
****
Aku tidak bisa masuk sekolah karena mendadak demam tinggi.
Ayah dan ibu yang pulang tengah malam setelah di rumah nenek kini meminta izin untuk merawatku di rumah.
Mereka membawaku ke rumah sakit untuk mengetahui bagaimana kondisiku, untungnya dokter hanya mengatakan aku terkena demam biasa dan flu, jadi tidak ada masalah, hanya saja mungkin kondisi tubuhku akan jauh lebih lemah.
Aku bahkan tidak bisa berjalan beberapa langkah, sepanjang hari hanya bisa tidur di atas ranjang seorang diri.
Beberapa kali Kak Jaehyun masuk ke dalam kamar sebelum berangkat kuliah hanya untuk mengecek suhu tubuhku, begitu juga dengan ibu.
Kak Jaehyun tidak mengatakan apapun sejak kemarin malam, sepertinya dia benar-benar marah.
“Bosan,” gumamku pelan saat harus tetap berada di kamar.
Aku menonton film hingga menghabiskan tiga episode atau hanya diam sambil mendengarkan lagu.
Aplikasi diary aneh yang kutemukan semalam adalah satu-satunya tempatku untuk menuliskan segala hal, sejak awal aku memang senang menulis, terlebih lagi tampilan dari aplikasi itu lucu sekali.
Sambil menulis buku harian, aku bisa menghiasnya hingga begitu cantik.
Tidak hanya menulis diary, aku juga menulis puisi ataupun narasi pendek, tampilan yang bagus juga bisa disimpan menjadi foto, aku tidak menyadari kalau di ponselku memiliki aplikasi sebagus ini.
Sudah ada beberapa diary yang kutulis, isinya hanyalah tentang perasaanku selama di sekolah ataupun saat masa SMP dulu.
Tentang rasa bersalah yang pernah kulakukan di masa lalu.
Bahkan aku juga menulis beberapa hal tentang Kak Jaemin, si wakil ketua OSIS yang tampan dan baik hati, dia sungguh kakak kelas idolaku.
“Aku adalah penggemar nomor satu, Kak Jaemin! Aku akan memilihnya saat voting ketua OSIS nanti!”
Tiba-tiba saja ibu membuka pintu kamar sambil tersenyum.
“Sarang, ini ada beberapa paket untukmu.”
Aku sedikit merasa bingung ketika ibu mengantarkan paket ayam goreng serta sebuket bunga mawar yang benar-benar indah, rasanya malu sekali, bagaimana bisa ada orang yang mengirimkan paket seperti ini ke rumah.
“Apa kau punya pacar?” tanya Ibu sambil menatapku.
Dengan cepat aku menggeleng, “Tidak sama sekali, Bu.”