Jung Sarang merasa kalau hidupnya selalu saja terkena sial.
Segala hal yang dia lakukan selalu saja tidak berjalan lancar meskipun sudah berusaha untuk menanggulanginya.
Sampai suatu hari ponsel Sarang terpasang sebuah aplikasi aneh bernama Fortune...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ada banyak cara agar aku mengerti apa itu kesedihan. Terlebih lagi saat melihatmu berjalan perlahan tanpa menoleh sama sekali, kendati kau tau bahwa aku ada di situ, selangkah di belakang sini. Aku mempelajari rasa sedih darimu."
****
Hari ini benar-benar tidak terduga!
Kudengar Minjeong kembali berpacaran dengan Beomgyu, astaga, aku sendiri terkejut mendengar kabar itu dari Shuhua.
“Minjeong benar-benar teman palsu, bagaimana bisa dia berpacaran saat temannya setres karena video aib miliknya tersebar, terlebih lagi beberapa hari lalu dia melabrak kalian, Minjeong sungguh tidak tahu malu,” ucap Shuhua sambil mengetuk meja di hadapan aku, Ryujin dan Yuri.
“Waktu itu dia juga merayakan ulang tahun, untungnya dia tidak mengundang kita,” jawab Ryujin tampak begitu lega.
Dia belum tahu kalau aku diundang pada acara ulang tahun itu.
Aku ingin menceritakan betapa aneh ulang tahun Minjeong tetapi karena tidak ada yang benar-benar aneh jadi aku tidak akan menceritakannya, lagipula waktu itu Minjeong tidak mengejekku atau menggangguku.
“Oh iya, sebenarnya aku merasa penasaran akan hal ini, apakah kalian tahu siapa yang menyebarkan fitnah tentang kita?” tanya Ryujin kepada Shuhua dan Yuri.
Mereka berdua tampak diam sejenak tanpa bicara.
Yuri menggeleng yakin sedangkan Shuhua masih tampak tidak menentu, dia mengernyit curiga sambil mencari-cari sesuatu di dalam otaknya.
“Sebenarnya aku mengetahui sedikit tentang hal itu tetapi aku tidak tahu sumber awalnya dari mana,” ucap Shuhua menimbang-nimbang.
“Benarkah? Tolong beritahu padaku.”
“Ah, tapi aku takut itu salah seperti sebelumnya.”
“Tidak apa-apa, aku sendiri yang akan mencaritahu, jadi kau tidak perlu takut salah sangka lagi seperti sebelum-sebelumnya,” bujuk Ryujin.
Shuhua mengangguk-angguk setuju, lagipula tidak ada alasan untuknya menyembunyikan sebuah fakta, aku sangat mengetahui sifat adil dari Shuhua, dia sangat bersikap dewasa akan hal ini.
“Sebenarnya aku pernah mendengar kalau Minju ikut menyebarkan berita itu di kelas dan mengatakan kalau Sarang yang memberitahu dia, tapi aku tidak tahu apakah masih ada orang selain dia di kelas ini yang ikut melakukannya.”
Minju?
Untuk apa Minju melakukan ini, dia adalah orang yang baik walaupun kesan pertamaku terhadapnya kurang bagus, tapi dia pernah meminjamkan jaket untukku lalu dia juga bersikap ramah beberapa hari lalu.
“Untuk apa Minju melakukannya, memang apa keuntungan dari melakukan hal itu?” tanyaku bingung.
Shuhua menjentikkan jarinya, “Itulah yang aku tidak tahu, karena itu aku tidak mengatakannya kepada kalian karena aku juga masih tidak tahu alasannya.”