"Sebuah kertas yang ditetesi tinta,
bercak yang dibuat sudah
pasti akan jauh lebih besar,
akan tetapi jika tinta itu
tidak berhenti jatuh,
suatu hari nanti aku yakin
kertas putih akan
berlubang dan rusak seluruhnya."....
****
Ada sebuah berita tidak menyenangkan yang terdengar pada seluruh sekolah.
Salah satu murid culun dari kelas 1-D ditemukan gantung diri di kamarnya sendiri pada malam hari saat orang tuanya selepas pulang bekerja.
Kejadian itu menyebar ke seluruh pelosok sekolah, ada yang mengatakan kalau dia bunuh diri akibat keluarga yang kacau, ada yang mengatakan kalau dia bunuh diri karena lelah selalu diganggu oleh teman-teman sekelasnya.
Ada juga yang mengatakan kalau dia setres akibat nilai sekolah.
Dia hanya meninggalkan sebuah kertas kecil bertuliskan ‘Aku ingin bebas’ di atas mejanya, tanpa ada pesan apapun lagi serta tanpa ada alasan mengapa dia memilih untuk mengakhiri hidupnya.
“Aku khawatir kalau Somi juga akan melakukan itu,” bisik Shuhua padaku, Yuri dan Ryujin di dalam kelas.
Ryujin menepuk tangan Shuhua agar berhenti omong kosong, walaupun kenyataannya kami berempat melihat kepada Somi, dia menjadi sangat pendiam dan tidak pernah berbicara sama sekali, dia begitu pasif hingga keberadaannya seperti tidak terasa oleh siapapun.
Orang yang masih mau mengajak Somi berbicara hanyalah Jay dan Chenle walaupun keduanya tidak terlalu memperhatikan bagaimana suasana hati Somi, sedangkan Minjeong selalu sibuk bersama Beomgyu.
Setiap tugas dan tes yang diberikan guru, belakangan ini Somi mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, dia juga terkadang izin pergi ke UKS untuk istirahat.
Entah mengapa … aku tidak senang melihat Somi menderita seorang diri.
“Minju tidak berangkat sekolah?” tanya Ryujin, bingung.
Aku baru menyadari kalau Minju tidak ada di kelas sejak tadi pagi, mungkin karena sekarang para murid lebih sering mempersiapkan ulang tahun sekolah dan perlombaan daripada belajar di kelas sehingga dia bisa membolos kapan saja.
“Katanya dia sedang mengalami syok, kemarin dia diberi hadiah jari telunjuk, polisi memberitahu itu jari telunjuk dari murid kelas 1-D yang bunuh diri, kau tahu sendiri ‘kan? Murid itu sudah lama menyukai Minju tapi ditolak terus-menerus, mungkin dia menghadiahkan jari telunjuk kepada Minju sebagai salam perpisahan,” ucap Yuri sambil bergidik ngeri.
Aku ikut merasa takut akan hal itu.
Diberi hadiah jadi telunjuk memang sangat-sangat mengerikan, jika aku menjadi Minju maka aku akan pingsan lalu tidak ingin makan, tidak bisa tidur dan tidak bisa belajar, tidak mengherankan kalau dia membolos hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortune Diary [TXT - Beomgyu]
FanfictionJung Sarang merasa kalau hidupnya selalu saja terkena sial. Segala hal yang dia lakukan selalu saja tidak berjalan lancar meskipun sudah berusaha untuk menanggulanginya. Sampai suatu hari ponsel Sarang terpasang sebuah aplikasi aneh bernama Fortune...