[Diary 36] Alluring Secret

685 229 54
                                    

"Didalam duniaku yang sudahhancur ini, aku tidakbisa melihat apapun selainlangkah kakimu, Aku akan berjalan perlahan-lahanseperti seekor angsa kecilyang mencari rumahnya,aku hanya akan merentangkansayap hanya saatkita bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Didalam duniaku yang sudah
hancur ini, aku tidak
bisa melihat apapun selain
langkah kakimu,
Aku akan berjalan perlahan-lahan
seperti seekor angsa kecil
yang mencari rumahnya,
aku hanya akan merentangkan
sayap hanya saat
kita bertemu."

....

****

Aku mengalami kesulitan tidur belakangan ini.

Tubuhku masih lemah dan suhu di dalam kamar menjadi aneh, ketika tidak terlalu malam maka suhunya akan menjadi sedikit panas sedangkan tengah malam hingga pagi akan menjadi dingin sekali, aku jadi kesulitan tidur karena kedinginan.

Sambil memeluk guling, aku terus memejamkan mata dan berusaha untuk tidur, sialnya sekarang sudah jam satu malam seharusnya aku tidak boleh terjaga seperti ini.

Suara jam dinding atau jantungku rasanya seperti irama yang saling bersahutan, tiba-tiba disela-sela kesenyapan aku mendengar jendela kamarku seperti terbuka.

Mendadak napasku tertahan, siapa itu?

Cahaya di dalam kamar memang tidak terlalu terang, terlebih lagi hanya disinari lampu tidur biasa, walaupun begitu samar-samar aku bisa melihat bayangan di lantai dekat jendela.

Seseorang … baru saja masuk ke dalam kamar.

Stalker itu rupanya benar-benar bisa masuk ke kamar.

Tubuhku lemah sekali padahal aku ingin berteriak atau melawan, namun satu-satunya yang bisa kulakukan hanyalah merogoh ke bawah bantal dan meraih pisau buah yang ada di sana dengan hati-hati.

Orang itu berjalan perlahan ke arah nakas lalu meraih ponselku, apa yang dia lakukan?

Dia seperti membuka atau mengecek sesuatu pada ponsel itu, aku tidak dapat melihatnya karena tertutupi oleh punggung yang lebar.

Seperti selesai pada urusannya, dia meletakkan ponsel milikku kembali ke atas nakas.

“Berhenti …,” bisikku.

Seketika dia menoleh dan terkejut, sekuat tenaga aku bangkit dan mengarahkan pisau buah ke depan wajahnya sebagai ancaman.

Kakiku gemetar hebat ketika menyentuh lantai, aku masih begitu lemah serta kedinginan.

Bahkan tanganku yang menggenggam pisau buah menjadi ikut lemas seperti orang ketakutan, sepertinya aku tidak bisa berdiri terlalu lama karena napasku tersenggal-senggal.

Orang itu menatapku dan dia seperti ingin meraih pisau buah yang kupegang, seketika aku mengayunkan tangan hingga pisau tadi nyaris saja mengenai tangannya, dia mundur menabrak dinding di belakang seperti terpojok.

Walaupun aku lemah tetapi aku tidak boleh ragu, orang ini adalah stalker.

Diantara sinar lampu tidur yang menyorot rupanya benar, tatapan mata agak tajam milik lelaki itu terasa tidak asing.

Fortune Diary [TXT - Beomgyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang