Jung Sarang merasa kalau hidupnya selalu saja terkena sial.
Segala hal yang dia lakukan selalu saja tidak berjalan lancar meskipun sudah berusaha untuk menanggulanginya.
Sampai suatu hari ponsel Sarang terpasang sebuah aplikasi aneh bernama Fortune...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dunia tanpa diriku.
Pada satu titik aku berpikir kalau aku ingin pergi, di sisi lain dari dunia ini atau di atas langit. Meskipun begitu aku ingin bersinar dengan terang di dunia tempatku hidup ini, menyingkirkan rasa takut ataupun sedih.
Hatiku yang begitu lemah dan tidak percaya akan kebahagiaan, entah mengapa terasa sangat sakit."
.....
****
Kali ini aku ingin mengatakan yang sejujurnya tentang diriku.
Tentang beberapa hal yang selalu aku sembunyikan dari seluruh orang di dunia ini termasuk diriku sendiri.
Aku ingin mengatakan bahwa aku sudah tidak bisa menahannya, meskipun aku ingin.
Entah mengapa aku jadi teringat masa-masa kecil dulu.
Aku dan Kakak bermain di luar pada musim semi, ataupun berlari-lari di jalanan sepi pada musim panas, kemudian ketika kedua orang tuaku pulang bekerja, mereka akan membeli makanan untuk kami makan bersama-sama.
Hari-hari ringan seperti itu terasa sangat istimewa tanpa disadari.
Namun aku selalu ingin meminta maaf pada mereka karena aku mungkin tidak bisa membalas seluruh kebaikan dengan masa depanku yang cerah.
Aku minta maaf.
Selain itu ... aku juga memiliki seseorang yang ingin kuucapkan selamat tinggal.
Ryujin, Jake, Sunghoon, Shuhua dan Yuri.
Mereka adalah sahabat dan teman baikku, tetapi aku tidak bisa memberi apa-apa untuk membalas setiap kebaikan mereka, aku hanya terus menyusahkan dan bersembunyi di balik punggung kuat mereka.
Lalu Beomgyu.
Dia adalah salah satu orang yang penuh dengan kebahagiaan.
Setiap kali dia dan aku duduk bersebelahan di tempat rahasia semasa SMP, ataupun di halte bus sekolah, aku dapat merasakan dinding dimensi aneh yang memisahkan antara kehidupan kita, seolah-olah mengatakan bahwa aku dan dia memiliki garis yang amat berbeda.
Aku sangat iri.
Tetapi mengapa dia selalu tersenyum padaku? Tatapannya yang jenaka serta tatapan penuh senyum yang selalu dia tunjukkan setiap kali aku memanggil namanya, entah mengapa mengikis satu persatu dinding dimensi itu.
Apakah karena dia dipenuhi dengan cinta, sehingga senyumnya terlihat sangat cerah?
Sekarang jam berapa? Apakah sudah waktunya untukku pergi?
Aku menatap pemandangan bertema Sungai Han di hadapanku, dari tempat yang cukup tinggi ini, aku bisa melihat hamparan air pada sore hari, indah sekali, air itu disinari oleh cahaya senja yang cantik.