"Dari tangisan pertama,
aku mengerti apa itu kesedihan.
Dari kesedihan,
aku mengerti apa itu takdir.
Dari takdir aku mengerti
apa itu ketulusan."****
"Murid-murid, di semester dua ini, kita mendapatkan teman baru, siapa namamu?"
"Namaku Jung Sarang."
"Nah, Jung Sarang ini dulunya adalah murid home schooling, Ibu harap kalian bisa mengajari dia tentang beberapa hal bagus di sekolah serta berteman baik dengannya."
SMP Samhan, adalah sebuah sekolah yang cukup terkenal di daerahku.
Materi yang diajarkan berbeda dari sekolah lainnya serta guru-guru mengajar dengan sangat baik, ketika aku memasuki kelas untuk pertama kalinya, aku melihat begitu banyak wajah-wajah asing yang tidak kukenal sama sekali.
Jujur saja, aku merasa takut dan merasa sedikit khawatir.
Aku tidak pernah masuk ke sekolah normal selama bertahun-tahun, baru kali ini aku diizinkan tidak menjalani pendidikan secara home schooling.
Akan tetapi aku akan menghabiskan dua tahun di sekolah ini, alhasil setidaknya aku harus mempunyai teman meskipun hanya beberapa saja.
Aku mungkin anak yang sedikit canggung ketika pertama kali bertemu dengan orang lain, hanya saja karena aku merasa bahwa aku harus mencari seorang teman jadi aku mencoba untuk menyapa dan mengajak mereka bicara di hari pertamaku.
Seorang teman bernama Byeol.
Dia adalah seorang gadis berambut lurus dengan kulit yang putih dan sangat cantik, dia adalah orang pertama yang mendekatiku dan mengajak berbicara serta mau menemani pergi ke kantin.
Dia bercerita tentang keseharian di sekolah serta memberitau nama-nama guru, bahkan dia juga menceritakan beberapa kegiatan penting dan sebagainya, sebelum mengelilingi sekolah dia memperkenalkan anak-anak kelas padaku sesuai dengan letak bangku mereka.
"Minjeong dan Taehyun adalah murid paling pintar di kelas," ucap Byeol padaku sembari menunjuk seorang gadis berambut kuncir kuda dan seorang lelaki yang tengah mengobrol dengan beberapa teman laki-laki lainnya.
Aku mengangguk mengerti, rupanya seseorang yang duduk di samping bangkuku adalah Taehyun, dia terlihat cukup pendiam dan canggung, aku tidak sempat berkenalan dengannya karena merasa malu.
Byeol menarikku kepada Minjeong serta memintaku untuk menyapanya, seperti yang diminta akupun mengucap kata 'hai' sekaligus memasang senyum.
Hal pertama yang kulihat darinya adalah tatapan yang terlihat aneh, lalu dia membalas sapaanku seolah-olah ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya kemudian Byeol membawaku untuk berkenalan dengan teman sebangkunya.
Iya ... bagiku semua itu berjalan dengan baik.
"Jung Sarang, astagaa apa kau tidak bisa lari lebih cepat? Lihat, kelompok kita jadi ketinggalan skor karenamu!"
"Hhmm, lagi-lagi kau berlari paling lama, kalau kau begitu lagi nanti nilai olahragamu tidak bisa sebagus teman-temanmu."
"Jangan biarkan Sarang yang memukul bola, pasti tim kalian kalah."
"Pak Guru, Sarang pingsan lagi!"
"Mengganggu sekali, sedikit-sedikit pingsan sedikit-sedikit pingsan, bilang saja kalau dia hanya ingin membolos ke UKS. Apakah dia tidak berpikir kalau menggendongnya sangat sulit?"
"Ratu Drama."
"Sudah biarkan saja dia di lantai, nanti dia pasti akan bangun sendiri, menyusahkan kalau kita menggendongnya ke UKS."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortune Diary [TXT - Beomgyu]
FanfictionJung Sarang merasa kalau hidupnya selalu saja terkena sial. Segala hal yang dia lakukan selalu saja tidak berjalan lancar meskipun sudah berusaha untuk menanggulanginya. Sampai suatu hari ponsel Sarang terpasang sebuah aplikasi aneh bernama Fortune...