(Diary 0-9) Dunia Tanpa Diriku 1

700 202 39
                                    

"Hatimu pasti telah hancur
berulang kali, kau juga pasti
sudah sering menangis.
Kau benci menunjukkan sisi
lemahmu saat semuanya
menjadi berat.
Sepertinya sekarang aku tahu
mengapa bahumu menjadi
begitu lemah."

.....

****

Tok ... tok ... tok ....

Selama beberapa menit seorang gadis memasukkan barang-barang keperluannya ke dalam tas, dia tampak begitu tergesa-gesa sekaligus bersemangat.

Beberapa buku dia masukkan sekaligus bahkan beberapa pena dan pensil dia ikut masukkan bersamaan dengan sebuah buku gambar.

Pintu yang semula hanya diketuk kini terbuka perlahan, menampilkan seorang lelaki muda berumur 18 tahun mengintip ke dalam, melihat gadis itu sibuk dengan urusannya hingga tidak menyadari kehadiran dia di depan pintu.

Lelaki itu adalah Jung Jaehyun, dia tersenyum lebar melihat betapa senangnya orang itu memasukkan buku, Jaehyun berjalan menghampiri di dalam kamar.

Dengan tepukan pelan nan lembut pada bahu kirinya, gadis itu menyadari kehadiran dari orang tersebut, melempar senyum lugu nan manis seperti biasa, dia terlihat berseri-seri seakan menanti masa-masa yang indah.

“Sudah siap?”

Sang gadis mengangguk semangat, dia mengambil tas yang berat penuh akan buku di atas lantai, menggendong tas itu seperti tentara siap perang.

Jaehyun tampak mengernyit sejenak.

Dia menarik tas di gendongan sang gadis, merasakan tekanan-tekanan dari benda di dalam sana seperti gravitasi yang kuat.

Dia mendengkus.

“Berapa buku yang kau bawa?”

Gadis tersebut tersenyum lugu sambil menunduk menatap lantai, tampak salah tingkah mendengar ucapan Jaehyun.

“Hanya beberapa buku.”

Dengan sigap Jaehyun menarik tas di bahu gadis itu lalu memeriksa apa saja isi di dalam sana, mengeluarkan beberapa buku kosong tidak penting serta buku gambar kesayangannya seperti melakukan razia.

Netra penuh kebahagiaan gadis di hadapannya tampak berubah, dia merebut buku gambar di tangan Jaehyun.

Kepalanya menggeleng sambil menjauhkan buku gambar dari jangkauan Jaehyun, menolak untuk diletakkan kembali ke meja belajar.

“Tidak boleh,” jawab Jaehyun sambil ikut menggeleng, menolak permintaan dia.

Gadis itu tampak memasang raut cemberut, “Aku ingin membawa buku gambar ini, kenapa tidak boleh? Memangnya apa yang salah?”

Jaehyun melotot, dia melarang gadis itu untuk membawa buku-buku tidak penting karena tidak sesuai dengan jadwal pelajaran, sambil terus menatap kedua mata dia begitu lekat dan dominan.

“Kau tidak boleh membawa semua buku-bukumu, astaga, kau ini ingin sekolah atau berjualan buku?”

“Aku hanya ingin membawanya, siapa tahu penting, lagipula itu semua buku-buku milikku jadi terserah aku!”

Jaehyun menyilangkan kedua tangannya di depan dada, “TIDAK, BOLEH.”

Tanpa menunggu jawaban darinya, Jaehyun buru-buru menutup tas lalu membawa benda itu keluar dari dalam kamar, menyusul sang ibu di ruang tengah hendak berangkat kerja bersama ayah, mereka berdua tampak siap.

“Bu, lihat Sarang. Dia ingin membawa semua buku miliknya ke sekolah.”

Sang ibu melihat kepada Sarang, memandang anak termudanya dengan tatapan redup berbanding terbalik dengan Sarang yang hanya menunduk sambil menggenggam buku gambar di tangan kirinya.

Fortune Diary [TXT - Beomgyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang