[Diary 20] Cermin Gelembung

807 245 64
                                    

"Bahkan jika aku kehilangansegalanya, aku siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bahkan jika aku kehilangan
segalanya, aku siap.
Aku tidak akan ragu lagi,
karena mulai hari ini, aku …
hanya terobsesi denganmu,
tapi aku tidak berbahaya
jadi jangan khawatir.
Jika kau jadi milikku,
aku akan melakukan apa saja."


....

****

Aku terisak beberapa kali dan terus menghapus air mata sembunyi-sembunyi, Beomgyu terus menatapku tanpa beralih sama sekali, rasanya sungguh memalukan, padahal aku tidak pernah menangis hingga merengek di depan orang lain.

Aku memang cengeng, bahkan aku juga beberapa kali menangis di hadapan Ryujin dan Jake, namun aku tidak pernah terisak ataupun bersuara, hanya ada air mata tanpa kata.

Sejenak aku melirik Beomgyu, dia masih saja melihatku walaupun ekspresinya saat ini terlihat sedikit aneh, telinganya merah dan dia terlihat tidak senang.

Saat setetes air mata akan kuhapus, tangan Beomgyu bergerak lebih dulu, dia menghapus air mataku dengan ibu jarinya sendiri, tanpa sadar napasku tertahan dan aku tidak bisa mengatakan apapun atas tingkahnya yang terlalu tiba-tiba.

“Maafkan aku sudah membuatmu kesal, pasti sangat menyebalkan harus menemani orang cengeng,” ucapku sambil berusaha tertawa pelan, mengatasi situasi canggung.

Beomgyu menggeleng, “Kau tidak perlu tahu apa yang kupikirkan, tapi aku selalu ingin tahu mengapa kau selalu mencari tempat sepi untuk menyendiri dan menangis, kau dulu juga selalu mencari tempat bersembunyi dan menangis di sana.”

Ini mungkin bukanlah hal yang menyenangkan untuk diceritakan namun sejak dulu Beomgyu adalah teman untukku menceritakan banyak hal, dia orang yang sangat baik.

“Nenekku memiliki fisik yang lemah sama sepertiku, sejak dulu dia juga selalu sakit-sakitan, ketika aku sakit nenekku akan khawatir dan berusaha untuk menjagaku, suatu hari dia berkata bahwa pandangan dunia ini pada orang lemah seperti kami sangatlah berbeda,”

“Bagi kita fisik lemah seperti ini adalah rasa sakit tetapi bagi orang lain, ini adalah beban, sejak dulu nenekku tidak dapat menangis ketika sedang sakit karena dia tidak ingin orang lain semakin kerepotan, kupikir aku juga sama seperti itu.”

Aku menoleh pada Beomgyu dan memberikan senyuman padanya.

“Nenekku berkata, aku harus menangis seorang diri di toilet atau di tempat tanpa ada siapapun di sampingku, dengan begitu tidak ada seorangpun yang akan mencela atau khawatir.”

Beomgyu tidak mampu mengatakan apapun kepadaku, ekspresinya menjadi datar tanpa adanya emosi, dia menunduk pelan dan mengusap tengkuknya sendiri.

“Kau tetap terlihat cantik saat menangis, tapi aku jauh lebih bahagia saat melihatmu tersenyum,” gumam Beomgyu begitu pelan namun dapat kudengar.

Fortune Diary [TXT - Beomgyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang