"Rasa sakit yang ada pada hari itu
adalah rasa sakit pada hari ini.
Aku menahannya karena kupikir
kau sangat berharga,
namun sekarang aku menyadari
hanya aku yang terluka."....
****
Malam ini aku bermimpi sesuatu yang lumayan aneh.
Aku bermimpi seperti ada seseorang yang tertidur di sampingku, dia memakai sebuah pakaian hitam dan celana hitam yang begitu kontras dengan kamarku dalam suasana gelap ketika lampu dimatikan.
Tadi malam aku seperti setengah tersadar dan melihat sepasang mata sedang menatapku dari jarak yang sangat dekat.
Uh, apakah itu hanya mimpi?
Tidak hanya itu, beberapa kali ketika sedang tertidur aku seperti mencium bau pelembut pakaian yang tidak pernah kupakai, kemudian aku pernah tidak sengaja tertidur di karpet kamarku setelah puas menonton film.
Namun kemudian aku terbangun di atas kasur pada pagi hari.
“Kak, apa kau percaya kalau seandainya ada seseorang yang mengikutiku?” tanyaku pada Kak Jaehyun saat kami sarapan bersama di meja makan.
Kak Jaehyun mengernyit, “Mengikutimu? Untuk apa ada orang yang seperti itu?”
Aku mengangkat bahu, “Aku hanya sedang merasa kalau aku mungkin diikuti oleh seseorang, seperti stalker, mungkin.”
“Itu sangat aneh, lagipula bagaimana bisa gadis berwajah pas-pasan sepertimu memiliki stalker, jika aku menjadi seorang stalker, maka kau adalah salah satu orang yang tidak akan pernah kuikuti,” sindirnya begitu sadis.
“Terima kasih, itu sudah cukup meyakinkanku.”
“Iya, sama-sama.”
Uh, Anak Iblis.
Aku sangat yakin kalau aku hanyalah sekadar anak pungut, atau mungkin Kak Jaehyun yang anak pungut, tidak mungkin kita bersaudara.
****
“Kau merasa kalau kau sedang diikuti seseorang?” tanya Ryujin saat kita sedang berjalan di lorong, hendak menuju kantin.
Aku menganggukkan kepala, “Selama empat hari aku merasa seperti ada orang yang masuk ke dalam kamarku, tetapi aku tidak tahu itu hanya mimpi atau tidak.”
“Ah, mungkin itu hanya perasaanmu saja, mungkin kakakmu masuk ke dalam kamar untuk meminjam sesuatu atau hal-hal lainnya, lalu tentang laki-laki yang kau lihat tadi malam mungkin saja itu hanya mimpi.”
Meskipun tidak terlalu yakin, aku tetap saja merasa setuju dengan Ryujin, tidak mungkin ada seseorang yang mau repot-repot mengikutiku.
“Kurasa kau benar.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Fortune Diary [TXT - Beomgyu]
FanfictionJung Sarang merasa kalau hidupnya selalu saja terkena sial. Segala hal yang dia lakukan selalu saja tidak berjalan lancar meskipun sudah berusaha untuk menanggulanginya. Sampai suatu hari ponsel Sarang terpasang sebuah aplikasi aneh bernama Fortune...