Jung Sarang merasa kalau hidupnya selalu saja terkena sial.
Segala hal yang dia lakukan selalu saja tidak berjalan lancar meskipun sudah berusaha untuk menanggulanginya.
Sampai suatu hari ponsel Sarang terpasang sebuah aplikasi aneh bernama Fortune...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kita bersama-sama menanam pohon dari masa depan kita, kelak suatu hari nanti pohon itu akan mencapai langit dan akupun bisa mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini."
....
****
“Maksudmu rumor tentang kita bertiga?” tanyaku kepada Ryujin.
“Iya, benar.”
“Rumor tentang aku yang menuduhmu menyebarkan video aib Somi?”
“Iya, tentang itu.”
“Apa itu juga termasuk rumor jelek kalau Jake banci?”
“Iya, rumor yang itu juga.”
“Sampai sekarang aku masih tidak mengerti … aku bahkan tidak tahu bagaimana caranya mendapat video seperti itu, bahkan Jake juga orang yang normal.”
Ryujin dan Shuhua tertawa mendengar ucapanku seakan semua rumor itu mulai terdengar lucu di telinga mereka.
“Kalau dipikir-pikir rumor itu memang aneh sekali,” ucap Shuhua sambil tertawa.
“Benar, aku tidak mengerti mengapa dia membuat romor yang sangat tidak masuk akal.”
Aku tahu kalau semua rumor itu memang tidak masuk akal, tapi aku tidak yakin kalau Minju yang menyebarkannya, memang apa alasan Minju melakukan hal itu? Dia adalah gadis yang cantik dan juga baik.
“Bukankah semua itu hanyalah salah paham saja? Maksudku … untuk apa aku membuat rumor buruk tentang teman-temanku, bukankah aku yang akan dirugikan sendiri?” ucapku.
Tanpa sadar kalimat tadi semakin membuat Ryujin dan Shuhua tertawa geli.
“Kau benar!”
“Itu artinya Minju sangat bodoh!”
“Bagaimana bisa dia menyebarkan rumor yang tidak masuk akal tanpa bukti, kalau asal-asalan dia bisa masuk penjara lho.”
“Bodohnya.”
“Benar-benar bodoh.”
Aku dan Jake menjadi kebingungan sendiri, mereka berdua terus saja mengkritik Minju hingga tidak menyadari tatapan kesal dan marah yang sedang dihujam pada mereka.
“Diam kalian semua!” bentak Minju begitu keras.
Dia menatap kami penuh rasa kesal dan kedua tangannya mengepal kuat.
“Memang aku yang mengatakan rumor itu kepada orang-orang di dalam kelas tetapi bukan aku yang menyebarkannya pada semua orang!”
Aku tidak menyangka kalau Minju akan mempertegas segalanya, tetapi aku tidak tahu apakah Minju berkata jujur, walaupun dia terlihat sangat marah entah mengapa tatapan matanya terlihat sedikit bergetar.