anak kembar

731 19 2
                                    

Kegaduhan terjadi saat Rey baru saja tiba di rumah Fani. Sepulang dari kantor, dia langsung masuk ke rumah Fani setelah memasukkan mobilnya di dalam garasi rumahnya.

"Huaa aku mau anak beruang yang ada di kebun binatang!"

"Tidak, tidak bisa. Aku tidak suka, itu menakutkan! Aku mau adik perempuan."

"Papa!"

"Tuan Putriku sedang apa?" Rey langsung menggendong Khansa yang berlari menghampirinya.

"Aku mau mendamaikan anak-anak bandel ini tapi tidak bisa!" Khansa mengadukan ketidakberdayaannya.

"Tuan putriku, dengarkan papa. Mereka itu adik-adikmu jadi kamu harus menyayangi mereka. Mengerti?" Rey menasehati Khansa dengan begitu halus.

"Papa, aku menyayangimu dan juga mereka." Khansa memeluk leher Rey dengan erat.

"Papa Rey!" panggil gadis kecil yang sekiranya berusia 5 tahun.

"Ya putri kecil." Jawab Rey sambil menggendong anak itu di samping kiri pinggangnya karena sebelumnya dia sudah menggendong Khansa di samping kanan pinggangnya.

"Aku ingin adik perempuan, bukan beruang!" rajuk gadis kecil itu sambil memelintir dasi milik Rey.

"Tuan Putri ingin adik perempuan?" Gara yang baru saja tiba langsung mengambil alih gadis kecil itu dari tangan Rey.

"Ya tuan Ayah!" jawab gadis kecil itu sambil menganggukkan kepala.

"Tapi Ayah tidak bisa membuatnya sendiri." Gara menjawab tanpa memikirkan kalimat yang dia ucapkan.

"Kalau begitu aku akan membantu tuan Ayah membuatnya." Ujar polos Gadis kecil itu.

"Ayah Gara hanya bisa membuatnya dengan Bunda." Rey ikut-ikutan menjelaskan dengan bodohnya.

"Aih! Kalau begitu minta Bunda segera membuatnya dengan tuan ayah." Gadis itu terlihat sangat menyesal tidak bisa membantu.

"Apa yang kalian berdua katakan di depan anak-anak?!" Fani menghampiri kedua Ayah gesrek itu untuk menjauhkan anak-anaknya dari pengaruh buruk.

"Honey, Putri!" ujar Rey dan Gara secara bersamaan.

"Khansa pergilah mandi dan temui mama Enrika di dapur." Titah Fani, membuat Khansa yang sudah berusia 7 tahun itu merosot dari gendongan Rey menuju kamar mandi.

"Tya, Gio ikut Bunda untuk mandi." Kedua anak kembar berusia 5 tahun itu menghampiri Fani kemudian memegang kedua tangannya.

"Kalian juga segera mandi dan bersiap untuk makan malam." Fani berkata sebelum membawa pergi kedua anaknya meninggal Rey dan Gara.

***

Fani dan Gara memberi nama Gio untuk anak pertama mereka yang berjenis kelamin laki-laki sementara saudara kembar perempuan Gio diberi nama Vitya.

Selama membesarkan mereka, tidak ada halangan yang berarti. Mereka lebih banyak bergaul dengan Rey ketimbang Gara sendiri. Namun menjelang kelahiran anak ketiga mereka.

Membuat Gara lebih posesif dan protektif akan Fani. Lebih parahnya lagi, dia tidak mengizinkan Rey untuk mendekati calon anak ketiganya itu. Gara takut kalau benar, anak ketiganya adalah laki-laki.

Dia begitu menyesal sudah mengatakan bahwa ingin menjodohkan anak ketiganya dengan Khansa. Meski dia begitu menyayangi Khansa seperti anak kandungnya sendiri, namun dia tidak rela memberikan anak laki-lakinya kepada Rey.

******

To By Continue

Arkhhhhh

Mampet lagi gayss, maaf benget. Kehabisan ide, otak ku terbagi.

Eh pikiran maksudnya, pikiran ku terbagi. Mau nulis di mangatoon juga, tapi yang di Wattpad belum kelar. Huaaa maafkanku yang suka kemana-mana dan lupa melanjutkan cerita.

Komen dong biar semangat lagi, supaya up nya bisa cepetan dan panjang ceritanya hehehe

Pokoknya terimakasih dan salam hangat dari penulis ^_^

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang