Gara Melahirkan

563 15 2
                                    

"Akhhhhh!!!" Gara berteriak begitu kencang menyalurkan rasa sakitnya.

"Atur nafasnya pak."

"Yah tarik, kemudian keluarkan perlahan."

"Haaaa husfffffff...." Gara mengikuti intruksi yang diarahkan oleh suster untuknya.

Rasanya begitu degdegan melihat proses persalinan yang Gara hadapi. Jantung suster pun berdetak begitu cepatnya melihat kondisi pasian dihadapannya.

Gara terlihat begitu tersiksa dan sulit mengatur nafas. Peluh membanjiri wajahnya hingga membasahi bantal yang digunakannya.

"Baik Pak kita mulai lagi, dorong sekuat yang bapak bisa." Suster melanjutkan instruksinya.

"Huaaa!!!" Gara mengeden begitu kuat hingga urat-urat tangannya terlihat begitu jelas saat mencengkram seprai.

"Saya sudah tidak kuat sus!" Gara menyerah dan menselonjorkan tubuhnya yang lemas tak bertenaga.

"Jika bapak berhenti maka anak yang akan dilahirkan bisa meninggal dalam kandungan." Suster menjelaskan konsekuensi seseorang berhenti mengeden untuk melahirkan bayi.

"Apa?!" Gara berteriak kaget mendengar apa yang baru saja suster katakan.

"Benar pak." Suster mengangguk mantap.

"Lakukan lagi suster, saya tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk menimpa anakku!" Gara berujar mantap sambil memperbaiki posisi tubuhnya seperti semula.

"Baik Pak, kita mulai."

"Arghkkkk!!!" Gara kembali mengeden mengikuti intruksi yang disampaikan suster tersebut.

Sementara Fani terlihat begitu tegar berjuang melahirkan anaknya. Segala intruksi yang disampaikan padanya, ia lakukan dengan baik.

"Yah bagus sayang, teruskan!" ujar Mey yang membantu Fani melahirkan.

"Enggg...." Fani mengeden dengan meredam suaranya hingga ia tidak terlihat begitu kesakitan. Berbanding terbalik dengan Gara yang meraung-raung seperti orang yang dikuliti hidup-hidup.

"Ya, sedikit lagi. Kepalanya sudah terlihat!" Mey memberitahu setelah mengecek keadaan si bayi.

"Lakukan sekali lagi." Perintah Mey sambil mengintip ke dalam tirai yang menutupi bagian bawah tubuh Fani.

"Enggh...." Erangan tertahan Fani melahirkan seorang bayi kecil yang menggemaskan.

Bersamaan dengan itu, Gara bernafas lega karena melihat bayi kecilnya tengah dibersihkan oleh suster. Namun tidak lama kemudian Gara kembali berteriak histeris sambil memegangi perutnya.

"Arkhhh!!!"

"Arkhhh! Sepertinya aku akan melahirkan lagi, bayiku ada dua!!!" seru Gara.

"Gara! Apa kamu baik-baik saja?" tanya Fani sambil berbalik menatap suaminya itu.

"Tidak, tidak honey. Aku sangat kesakitan." Jawab Gara kesakitan.

"Tenanglah, aku baik-baik saja. Kamu juga akan segera membaik." Fani ingin menggapai tangan Gara namun dia tidak memiliki cukup tenaga.

"Benar pak!" suster yang sedari awal mendampingi Gara membenarkan dan bingung dengan apa yang harus dia lakukan pada pasien dihadapannya.

"Ah yah." Gara membuang nafas dengan berat mencoba menerima segala rasa sakit yang datang.

"Suster ada yang mau keluar!" Gara berseru lantang membuat Fani dan seluruh yang ada didalam ruangan terkejut. Bahkan yang menunggu di luar pun mendengar seruan Gara.

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang