Selingkuh

2.1K 56 1
                                    

"Dasar tukang selingkuh! Pantas saja telfonku tidak kamu angkat-angkat dari tadi. Rupaya kamu sedang bersenang-senang dengan cinta sejatimu itu! Dasar wanita murahan! Mau-maunya kamu dibawa ke hotel tengah malam begini. Aku benar-benar tidak pernah menyangka hal ini. " ujar pelaku yang melempar bantal sofa ke wajah Rey.

"Fani jangan melongo aja, cepat kamu jelaskan yang sebenarnya. " ujar Rey khawatir.

"A..aa..aku," Fani tidak mampu menyelesaikan kalimatnya.

"Yaa ampun Fani, kemana kebijakanmu menghilang di saat-saat genting seperti ini?!." Greget Rey.

"Hey kau! Dasar penjahat kelamin!. Berhentilah berbicara kepada kekasihmu itu dan hadapi aku!" Gertak si pelempar bantal sofa.

"Aa..a..." mendadak Rey kehilangan kata-katanya.

"Seharusnya aku tidak bertahan di sisimu, aku benar-benar bodoh harus percaya dan yakin dengan kata-kata wanita ini! Luar bisa kebijakan kata-katamu itu mampu mengelabui kekecewaanku." Ujar si pelempar bantal sofa.

"Ini tidak seperti yang kakak ipar pikirkan," lirih Fani.

"Dasar penghianat! Di depan kamu dukung aku habis-habisan tapi ternyata dibelakang nikung kamu yah. Cih!" (buang muka)

"Kata-katamu tidak lagi terdengar olehku." Sambung orang yang di panggil kakak ipar oleh Fani.

"Enrika sayang kenapa kamu jadi begini?" Tanya Rey lembut.

"Semua ini gara-gara kamu!" Terik Enrika.

"Sayang, sayang degar dulu!" Bujuk Rey.

"Tidak ada lagi yang perlu kamu jelaskan. Semua sudah jelas sekarang!" Tegas Enrika.

"Huaa kakak ipar, ini tidak seperti apa yang kakak pikirkan. Aku mohon dengarkan penjelasan kak Rey." Racau Fani frustrasi.

"Kenapa aku yang harus jelasin sih Fa, kamu kan yang ngajak nonton bukannya aku." Elak Rey.

"Kak Rey kan laki-laki, dan lagi nih yah kak Enrika itu istri kakak jadi kakak yang harus bertanggung jawab." Sengit Fani.

"Ini kan gara-gara kamu Fa!" Bantah Rey.

"Kok malah aku yang salah, kakak kan laki-laki jadi kakak yang salah." Sengit Fani tidak mau kalah.

"Kamu kan juga lak.." kalimat Rey menggantung.

"Baru nyadar kan! Aku ini cewek manis nan unyu-unyu ngangenin, jadi intinya kakak yang salah wuahahaha." Ujar Fani disertai tawa kemenangannya.

Secara garis besar cewek selalu menang dan selalu benar jadi Rey kalah debat dan wajib mengalah.

Sementara itu Enrika hanya diam saja menyaksikan perdebatan sengit kedua anak manusia itu.

"Pokoknya kamu yang salah!" Sengit Rey tidak mau kalah.

"Kok kakak nyolot sih," emosi Fani disertai hadiah bogem mentah.

"Kok kamu mukul sih Fa," ujar Rey kemudian membalas pukulan Fani.

"Hiaaa" Fani mengamuk dan menyerang Rey membabi buta.

Dan terjadilah adu jotos di antara keduanya. Setelah cukup lama saling pukul, berakhirlah perkelahian itu dengan kemenangan mutlak milik Rey karena kini Fani tak lagi dapat membebaskan diri dari kuncian milik Rey.

"Dasar kalian anjing dan kucing! Bisa-bisanya kalian tarung bebas ditegah suasana seperti ini." Geram Enrika sambil menjewer telinga Fani dan Rey.

"Adu..duhh kakak ipar, sakit"

"Sayang! Sakit... nanti daun telingaku bisa tanggal dari tempat semestinya. "

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang