Setelah kejadian melow di bawah pohon. Bukannya akur, mereka malah adu mulut memperdebatkan tempat tinggal.
Fani bersikukuh tinggal dirumahnya kemudian Gara memaksa Fani untuk tinggal lagi bersamanya. Bahkan Gara sempat meminta Fani menghentikan kuliahnya.
Fani yang notabene keras kepala tetap bersikeras melanjutkan kuliah dan tinggal dirumahnya sendiri. Alhasil mereka tidak pernah berkomunikasi setelah pulang dari rumah orang tua Fani. Hingga terjadi insiden dimana Fani mendapatkan surat kaleng dan teror akan keselamatan Gara bila dirinya tidak mengikuti keinginan pelaku.
Dengan tekat yang kuat, Fani memberanikan diri mendatangi tempat dimana orang tersebut berada.
Setelah tiba di lokasi yang ditentukan. Fani hanya melihat sebuah gubuk kecil ditengah rimbunnya pepohonan. Fani merasa syuting film genta buana tempo dulu.
Sebelum memasuki gubuk. Tiba-tiba seseorang memukul pundak Fani hingga tak sadarkan diri.
"Cepat juga kau bangun. " Kalimat pertama yang Fani dengar setelah menyadari dirinya terkurung dalam sebuah ruangan kecil yang dapat Fani pastikan ruangan tersebut berada dalam gubuk yang dilihatnya tadi.
"Apa maumu sebenarnya? " tuntut Fani to the poin tanpa rasa takut ataupun terancam.
"Nyalimu boleh juga. " puji suara lain yang sangat Fani kenali.
"Ayah? " Lirih Fani hampir menyamai sebuah bisikan.
"Kenapa tuan putri, kaget melihat ayah mertua? "
"Apa yang sebenarnya terjadi? " Batin Fani.
"Masih ingat bukan nasehat yang pernah saya sampaikan? "
"Ayah, aku bukannya bertindak tanpa berfikir namun membiarkan hal seperti ini berlarut-larut sama saja dengan menggali kuburan sendiri. "
"Cerdik juga, namun keberanianmu itu hanya akan mencelakai dirimu sendiri." Kata laki-laki yang umurnya tidak beda jauh dari Fani.
"Bunuh saja langsung, dengan begitu urusan kita cepat selesai. " ujar orang yang pertama kali Fani lihat saat sadar dari pingsannya.
"Tidak, aku ingin melihatnya mati tersiksa seperti kematian putriku! "
"Tapi om, kita tidak punya banyak waktu. "
"Cepat ikat dia dan bakar gubuk ini dari dalam. "
"Baik." Jawab serempak kedua orang yang ada di sana.
"Apa sebenarnya yang terjadi? " Fani mulai gelisah saat tangan, kaki bahkan seluruh tubuhnya terikat.
Setelah mengikat Fani dengan kencang, mereka langsung membakar gubuk tersebut dari dalam. Tepatnya dari ruangan dimana Fani berada dengan tubuh tak berdaya.
Mereka meninggalkan gubuk itu dengan mata penuh kebencian dan tawa kepuasan.
"Yaa Allah, apa begini akhir hidupku? " lirih Fani disaat ketidakberdayaan dirinya.
"Sial! Aku pikir ini seperti di film-film. Dengan mudahnya melepaskan ikatan tangan kemudian melarikan diri ditengah kobaran apa. Aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa! " Umpat Fani kemudian setelah berusaha melepaskan ikatan yang melilit tubuhnya tak kunjung berhasil.
Namun Fani tidak berhenti berusaha, karena mati terbakar bukan pilihan yang baik untuk menjemput kematiannya.
Saat mencoba melepaskan ikatan tali di tangannya. Cincin Fani malah terlepas, alhasil dia malah mencari cincin tersebut dari pada berusaha melarikan diri dari amukan api yang mulai mengeringkan tenggorokannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Women
Romance"Aku yang beruntung menikah dengannya atau dia yang beruntung menikah denganku?" --------------------Alfani "Wanita itu penghianat! " --------------------Anggara >>>>>>>>>>> Kebanyakan para gadis akan menolak jika di jodohkan. Lain halnya dengan...