Hp Baru

1.8K 68 0
                                    


Anggara POV

Kanapa cewek sulit sekali di mengerti mana suka semaunya. Liat aja dia bahkan meninggalkanku di parkiran. Apa menghadiri peresmian cabang baru perusahaan selama 2 jam dan menempuh perjalanan 1 jam setengah membuatnya sangat kelaparan?. Baru juga jam 11:30.

"Maaf pak mari saya antar ke meja pak Doni. Di telah datang 15 menit yang lalu," sambutan Stef membuyarkan lamunanku.

"Ouh terima kasih Stef dan apa tadi kamu melihat Fani masuk ke sini?"

"Tidak pak!" Di sertai gelengan.

"Lalu kemana dia?" Gumamku.

Sepertinya Stef tidak mendengar pertanyaanku. Yaa sudahlah toh anak itu tidak akan hilang apalagi di culik. Mana ada penculik yang mau sama dia. Badan kurus begitu mana suaranya cempreng juga. Aku tidak habis pikir kenapa ibu menjodohkanku dengan mahluk sepertinya.

"Pak? Sepertinya pak Doni memiliki tamu lain! " lagi-lagi Stef membuyarkan lamunanku.

"Siapa Stef? "

"Tidak tahu pak tapi sepertinya seorang gadis! "

Aku melihat ke arah pandang Stef dan memang benar tamu pak Doni seorang gadis karena orang itu memakai jibab dan dia adalah Fani. Pertanyaanya adalah apa yang dia lakukan dengan pak Doni? Apa dia kenal dengan pak Doni? Dan kenapa dia bisa duduk anteng di sana sambil menikmati es cream!. Sekilas ia nampak seperti anak gadis pak Doni. Tapi itu tidak mungkin karena aku sangat ingat bagaimana wujud ayah mertuaku yang kalem dan sedikit mengerikan. Entahlah aku bisa pikiran itu nanti.

Sekitar 10 langkah sebelum aku sampai di meja tempat pak Doni dan Fani duduk. Fani berdiri kemudian meninggalkan pak Doni sendiri. Tapi dia mau kemana? Ahh entahlah itu bukan urusanku.

"Selamat siang pak, dan maaf atas keterlambatan saya," ujarku basa-basi sambil berjabat tangan dengan pak Doni yang telah berdiri menyambutku.

"Baik, tidak masalah. Silakan duduk. " pak Doni nampak  bahagia hari ini. Senyum sumringah menghiasi bibirnya.

"Terima kasih, " kataku.

"Bagaimana dengan tawaran kami pak?" Aku memulai pembicaraan.

"Hahaha bersantailah dulu nak, jangan terburu-buru. Hidup bukan sekedar kerja. Lagi pula istrimu belum kembali. "

"Maaf pak" jawabku kikuk.

Apa sebenarnya mau orang tua ini. Dan apa hubungannya dengan curut itu?.

"Kau memiliki istri yang unik!"

"Hahaha paman aku bukan barang antik apalagi satwa langka yang harus di lestarikan keberadaannya."

Pernyataan pak Doni membuyarkan lamunanku dan parahnya lagi tanggapan Fani yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingku.

"Hahaha duduk lah nak suamimu sudah lama menunggu."

Fani hanya tersenyum menanggapi perkataan pak Doni. Suasana menjadi aneh dengan keberadaan Fani dan Nenek. Aku merasa berada dalam pertemuan keluarga ketimbang pertemuan bisnis.
Semenjak kedatangan Fani dan Nenek. Aku hanya bungkam. Aku tidak tahu apa yang haru aku katakan. Sampai Fani mengeluh dengan es creamnya.
"Yah es creamku" Fani nampak cemberut memandangi es creamnya. Seolah dunia akan kiamat karenanya. Dan entah kenapa aku mengangkat tangan untuk memanggil pelayan.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Ujar si pelayan.

Aku jadi kikuk dan tak tahu apa yang akan aku pesan. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa mengangkat tangan memanggil pelayan. Oh yaa ampun apa yang terjadi denganku.

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang