Bisik-bisik

691 25 3
                                    

*Setiap orang punya cara sendiri menunjukkan rasa cintanya, begitu pula denganku. *

#BNrAfni

Detik berkumpul menjadi menit
Menit yang berkemul menjadi jam yang mati,
Kematian membawa reinkarnasi kepada hari,
Dimana hari-hari berlalu siang dan malam, menghantarkan kepada bulan yang kian berganti.

Tak terasa sudah lebih dari tujuh bulan telah berlalu sejak kehamilan Fani dimana Gara selalu saja meminta yang aneh-aneh pada Rey. Rey dengan sangat terpaksa menuruti segala kegilaan Gara karena melihat Fani yang sudah seperti mayat hidup kehilangan keusilan dan keceriaannya.

Semenjak mengandung, Fani seolah bertukar kepribadian dengan Gara. Dia menjadi dingin dan jarang berkomentar, adapun Gara selalu saja merecoki Rey meminta ini dan itu. Bahkan rumah mereka jarang di tempati lantaran Gara tidak pernah memandang waktu.

Enrika dan Khansa pasrah saja suami dan ayahnya dimonopoli oleh Gara. Setelah pemeriksaan terakhir Fani, Mey menyampaikan untuk mempersiapkan diri dengan hari kelahiran anaknya. Enrika sangat antusias menyediakan segala sesuatunya, bahkan dia sampai membeli dua boks bayi karena Gara dan Fani tidak ingin mengetahui jenis kelamin anak mereka.

Gara lebih was-was kalau Rey tahu anaknya laki-laki. Dia masih tidak rela anaknya dijodohkan dengan wanita yang lebih tua meskipun umur mereka tidak terpaut lebih dari 2 tahun. Walau selama masa mengidam, Gara selalu bersama Rey. Dia tetap saja tidak rela.

"Kring...! Kring!!!! " Sedari tadi smartphone milik Rey bergetar di atas meja ditengah rapat sedang berlangsung.

Melihat nama laki-laki brengsek yang sudah menggangu ketenangan jiwanya selama hampir delapan bulan ini membuat darah Rey mendidih.

Gara sudah seperti istrinya, Rey sangat heran. Bahkan Enrika saat mengandung Khansa pun tidak seperti ini padanya. Lalu kenapa justru laki-laki itu yang menyulitkannya.

Rey mengangkat satu tangannya memberi instruksi untuk mengangkat telfon.

"Halo sayang, ada yang kamu perlukan? " Rey berkata lembut bahkan sangat lembut, mengingat terakhir kali dia berkata kasar dan mengumpati Gara membuat Fani kesakitan dengan kegelisahan bayinya yang ada di dalam perut. Fani pun tak henti menangis tanpa sadar, sementara Gara manyun layaknya Fani yang sedang merajuk padanya.

"R.... Re... Rey tolong aku! " Dengan terbata namun memekik diakhir kalimatnya membuat Rey langsung berdiri.

"Gara! Ada apa dengan mu? Kau kecelakaan?! " Mendengar kata Gara membuat para karyawan bahkan kolega Rey yang sempat hadir shock bukan main.

Bukan rahasia umum lagi jika Gara sang pemilik perusahaan raksasa Whitesh Corporation selalu kedapatan berdua dan terlihat sangat mesra dengan Rey pemilik perusahaan besar kedua yang menjadi pesaing berat dari Whitesh. Perusahaan Reyens poor ? yang didirikan Rey lebih dahulu mampu disalip oleh Gara dalam waktu dekat. Itu pula yang membuat Rey sangat dongkol dengan suami dari adik kesayangannya itu.

Bagaimana tidak jika selama ini Rey yang mengerjakan semuanya untuk Gara. Lelaki itu hanya terima beres dan sedikit masukan dan perubahan darinya.

Sedikit penjelasan, poor dalam bahasa Inggris berarti miskin. Jadi jika diartikan makan Reyens Poor berarti Reyens miskin. Namun di belakangnya terdapat tanda tanya besar yang sengaja Rey masukan dalam nama perusahaannya. Baginya tanda tanya itu sudah menjelaskan kata poor yang berada di belakang tanda tanya itu sendiri.

"Pe.. Perutku.... saaakit. " Rintih Gara di seberang telfon.

"Kau dimana bodoh! Nanti kau keguguran! " Teriak Rey marah.

Semakin heranlah seluruh makhluk yang ada di dalam ruang rapat tersebut. Bahkan banyak karyawan wanita yang sudah saling berbisik.

"Hey aku fikir pak Reyhan itu gay!"

"Bos dari Whitesh Corporation ternyata wanita? "

"Tidak beradap! "

"Hah apa pak Anggara melakukan sesuatu dengan perutnya hingga memiliki rahim untuk mengandung? "

"Ternyata para orang kaya memiliki kelainan jiwa dan seksual! "

"Ih gak nyangka. "

"Wuah mereka rela melakukan apa saja demi cinta, walau sayang sekali cinta sesama jenis begitu. "

"Memalukan sekali. "

"Aku jijik tau gak. "

"Iri deh! "

"Sumpah aku penasaran banget dengan kehidupan pribadi dua pemilik perusahaan besar itu, mendengar desas desus dan gosip seperti ini membuatku tidak puas. "

"Diamlah, nanti kita semua bisa kehilangan pekerjaan! "

Bisik-bisikan itu tidak Rey hiraukan. Pujian bahkan sampai cacian dan umpatan sama sekali tidak berpengaruh padanya. Ia sangat khawatir dengan kondisi Fani, jika Gara sampai kesakitan seperti itu bagaimana dengan Fani.

"Kantor.... Klatak! " Bersamaan dengan suara benda jatuh dengan keras, berakhirlah panggilan dari Gara.

"Sial! " Umpat Rey membanting tangannya di udara dengan menggenggam erat smartphone miliknya.

"Mari, lanjutkan rapatnya dan serahkan pada saya melalui email hasil rapat hari ini. " Gara langsung meninggalkan ruang rapat setelah menyelesaikan perintahnya pada sekertaris pribadinya itu.

*********

Maaf kalau ceritanya tiba-tiba ada yang di revisi, namun revisi dalam perbaikan pengetikan bukan mengganti alur. Namun terkadang juga ada beberapa yang bertambah atau berkurang kalimatnya hehehe

Saya kurang teliti dan langsung upload saat dapat hospot wkwkw makanya gak sempat baca ulang dulu.

Terimakasih yang udah setia membaca, salam hangat ^_^

Part kali ini agak pendek, sekali lagi maaf dan semoga terhibur.

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang