Tamu

1.8K 69 2
                                    

"Iaa iaa sebentar" teriak Bibi.

Clek..

"Nyonya,"

"Kenapa lama banget bukanya? Aku sudah tidak sabar bertemu dengan menantuku Bi" oceh tamu yang baru saja memencet bell dengan tidak sabaran.

"Maaf Nya tadi saya di dapur. "

"Lalu di mana menantuku?"

"Nona ada di ruang keluar Nya."

"Baiklah, dan tolong bawa barang-barang di mobil ya Bi,"

"Baik Nya."

***

"Lengket banget si curut padahal dulunya ogah-ogahan. Dasar!" Komentar si tamu saat mendapati Gara dan Fani terlelap di sofa.

Anggara POV
"Heh.. upil bangun. Udah siang tumben-tumbenan gak ke kantor," samar-samar kudengar suara khas Mama yang super menyebalkan.

Aku segera berbalik dan mendapati mama tengah berdiri di sampingku. Saat aku memandang Fani. Ternyata di sedang tidur. Pantas saja dia masih ateng pada saat mama datang. Emang kalau tidur dia tak tertandingi.

"Apa sih mah? Ganggu aja," balasku pada mama kemudian kembali merangkul pinggang Fani.

"Berani kamu sama mama. Mama kutuk kamu jadi arang biar tau rasa,"

"Mama kok sewot sih. Emang papa kemana? Kurang service ya?"

"Lagi di luar kota. Besok baru balik makanya mama kesini nunggu dia pulang."

"Mama kan punya rumah sendiri ngapain nunggu di rumah orang? " sewotku.

"Kamu ngusir mama yah," pekik mama sambil menjambak rambutku. 

"Jagan teriak-teriak mah nanti Fani bangun," tergurku sambil berbalik menatap mama.

"Kalian ngapain sih tidur pagi-pagi?"

"Semalam gak tidur mah. Mama kok kepo sih?"

"Kamu kok berisik banget sih Ga?" Gumam Fani sambil mengecek kedua matanya.

Dia belum sadar kalau ada mama.

"Mamah," pekik Fani tertahan sambil mengangkat kepalaku. Dengan terpaksa aku bangkit dan duduk di samping Fani. Aku rasa dia malu karena ada mama.

"Mama kapan datang? " tutur Fani sambil menyalami mama.

"Baru kok sayang. Baru satu jam" jawab Mama yang masih betah berdiri di hadapan kami.

"Mama duduk dulu. Fani ambilin minum," tutur Fani sambil menuntun mama duduk di sampingku. Setelah itu berlalu ke dapur.

"Pilihan mama cantik kan?"

"Cantik apanya ma? Kurus gitu juga,"

"Ngomongnya kurus tapi nempel juga kayak perangko, " cibir mama sambil menjitak kepalaku.

"Sakit tau ma! Nanti kalau aku geger otak terus lupa ingatan mama mau tanggung jawab?"

"Tanggung jawab- tanggung jawab! Tanggung jawabpin tuh istri kamu. Dasar edan,"

"Mama ngapain sih ke sini. Mengganggu keharmonisan rumah tangga orang aja!"

"Mama bosen di rumah gak ada teman ngobrol, lagian kamu juga gak pernah bawa menantu mama ke rumah."

Mati aku! Aku harus jawab apa?
"Urusan kantor banyak ma," alibiku.

"Apa istri kamu udah isi?" Pertanyaan mama sukses membasahi tulang keringku.

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang