Perjuangan Cinta

1.4K 34 0
                                    

Setelah membagi tugas, kini Gara harus mengumpulkan keberanian menemui Fani setelah sekian lama menjaga dan memperhatikan gadisnya dari jauh. Entah kenapa menghadapi Fani sekarang seolah sedang menghadapi sisi lain dari wanita itu.

Gara akui memang keputusannya salah karena tidak mempertahankan gadisnya dari awal. Sudah dua kali ia melepaskan gadisnya, namun tidak untuk kali ini! Gara akan pastikan itu.

Gara mengambil smartphone miliknya kemudian menghubungi seseorang.

"Atur saja semampumu, jika berhasil. Kau akan mendapatkan liburanmu besok. " Ucap Gara mengakhiri percakapannya.

Di tempat lain, Denia tak henti-hentinya merecoki Fani. Bahkan gadis itu melepaskan Migi dan kawan-kawannya untuk membuat Fani menuruti keinginannya.

"Masukkan Migi dan yang lain ke kandang atau kau tidak boleh datang lagi kerumah ini. " Kata-kata Fani merupakan ancaman namun cara penyampaian dan juga ekspresinya tidak demikian karena Fani mengucapkannya dengan datar tanpa ekspresi.

"Ayolah Alf, lagi pula ini permintaan jalan-jalan terakhirku. "

"Kau bicara seolah akan mati esok hari."

"Kau menyumpahiku untuk mati? " Denia cemberut sambil menghentakkan kaki.

"Masukkan Migi, setelah itu akan kutemani. " Putus Fani akhirnya.

"Benarkah? "

"Iya."

Mendengar jawaban Fani, Denia langsung membereskan keonaran yang ia perbuat sebelumnya. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk bersiap menuju tempat wisata disebuah desa dimana sangat Fani hindari untuk datang.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya Fani dan Denia tiba ditempat tujuan.

"Wah disini benar-benar indah, air terjunnya juga sangat indah. " puji Denia dengan mata berbinar.

"Dulu disini hanya hutan rimbun dengan air terjun yang biasa namun kepala desa dan warga setempat menanami bunga serta membuat taman-taman indah seperti sekarang yang kau lihat. "

"Sepertinya kau tahu banyak tentang Desa ini. "

"Bagaimana tidak kalau dari lahir sampai nikah mainnya selalu disini. "

"Heheh santai gak usah nyolot mbak. "

Fani hanya bergumam menanggapinya.

"Ayo berenang. " Ajak Denia kemudian.

"Kau saja, aku malas berurusan dengan pengurus kolam. "

"Ayolah, masa kau tega melihatku berenang seorang diri. "

"Kenapa hari ini kau sangat pemaksa? "

"Kau saja yang terlalu malas, ayo jalan. " Denia langsung menarik paksa tangan Fani.

"Ck, " Fani berdecak sebal namun tetap mengikut.

"Apa yang kau lakukan disini? " Tanya seorang yang entah dari mana sudah berdiri dihadapan mereka.

"Menurutmu? " Respon Fani acuh tak acuh.

"Memancing? " balas orang tersebut.

"Memancing kemarahan maksudmu? " Sewot Fani.

"Ooo ayolah, tidak kah kau rindu denganku setelah sekian lama tak jumpa? "

"Tidak sudi! " Ketus Fani.

"Dasar nenek sihir. "

"Dia siapa? " Tanya Denia akhirnya.

"Kenalkan aku Rian pacarnya. " Lelaki itu memperkenalkan diri sebagai pacar Fani sambil menjulurkan tangan.

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang