Panik

921 35 1
                                    

"Tahan sayang, sebentar lagi kita akan sampai. "

"Saa...kit sakit sekali. " Rintihan itu semakin membuat Gara panik.

"Yaa ampun honey apakah itu sakit sekali. " Gara bergantian memegangi tangan Fani dan juga persenelan mobilnya.

"Tidak apa, memang sudah fitrahnya menyakitkan saat hendak melahirkan. " Fani berkata lirih berusaha menenangkan suaminya.

"Huaaa....!! Sakit sekali. " Suara pekikan ini membuat Gara semakin cemas dan sesekali mencium punggung tangan Fani.

"Yaampun kak Rey! " Pekik Fani saat mendapati Reyhan pingsan di samping Enrika sesaat setelah istrinya itu berteriak kesakitan.

"Bagaimana ini honey? " Gara semakin cemas dan panik.

"Tidak apa, konsentrasi lah mengemudi agar kita sampai dengan selamat. " Fani mengelus punggung Gara kemudian mengenggam tangan Enrika.

"Sabar kak, sebentar lagi kita sampai. " Fani berusaha menenangkan kepanikan dalam mobil saat ini.

Tak lama kemudian mereka pun tiba di rumah sakit. Dengan cekatan Fani langsung turun memanggil suster dan perawat. Sementara Gara gemetar tidak tahu harus berbuat apa.

"Aku menguras administrasi kak Enrika sebentar, cobalah sadarkan kak Rey kemudian susul kami di ruang bersalin. " Fani mengecup pipi Gara yang masih kaku di tempat duduknya.

"Emm.... " Gara hanya mampu berdeham kemudian mengangguk menanggapi Fani.

Flash Back

"Honey kamu dimana? " Tanya Gara di seberang telfon.

"Di rumah kak Rey. " Jawab Fani singkat.

"Share look, aku jemput kamu di sana ya. " Suara Gara sirat akan kekesalan.

"Tapi aku bawa mobil, nanti ketemu di rumah. "

"Tidak, tidak, aku jemput kamu sekarang! " Putus Gara kemudian mematikan sambungan telepon.

Fani hanya bisa pasrah, semenjak hubungan rumah tangganya semakin harmonis. Gara pun semakin posesif padanya.

Setelah mengirim lokasinya pada Gara. Fani melanjutkan aktivitas memasaknya dengan Enrika.

Tak lama kemudian suara klakson mobil terdengar. Buru-buru Fani menuju gerbang untuk menyambut kedatangan suaminya.

"Eh kak Rey, aku pikir Gara. " Ujar Fani setelah membuka pagar mendahului satpam di sana.

"Loh ngapain? " Heran Rey sambil menurunkan kaca mobilnya.

"Hehehe biasa ibu-ibu rempong. " Fani cengengesan sambil membuka pintu penumpang dan duduk manis di samping Reyhan.

Reyhan menjalankan mobilnya setelah Fani menutup pintu.

"Suami mu mau datang? " Rey akhirnya bertanya setelah Fani hanya diam dan mengotak-atik barang yang ada di dalam mobilnya.

"Em katanya mau jemput. " Fani menganggukkan kepala sembari membuka snack yang ia temukan.

"Benar-benar yah seenaknya, sudah ngambil parkiran orang. Eh makanan pun diembat. " Sungut Rey setelah memarkir mobilnya di samping mobil Fani.

Fani hanya mengabaikan Reyhan kemudian turun dari mobil. Saat itu pun suara klakson mobil kembali terdengar. Sontak Fani kembali berlari meninggalkan Reyhan yang terheran-heran akibat tingkahnya.

"Loh mobilnya mana? " Fani kecewa hanya mendapati Gara yang berdiri di depan pagar seorang diri.

"Stefan yang mengantar. " Jawab Gara alakadarnya.

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang