Orientasi Pengenalan Kampus

1.6K 45 2
                                    

Untuk kedua kalinya Fani harus merasakan yang namanya OPAK. Menjadi mahasiswa baru selalu menjadi momok pembodohan bagi Fani. Namun mau tidak mau ia harus menjalani nya karena ini merupakan konsekuensi bangunya memilih untuk kembali kuliah S1 pada jurusan impiannya. Walaupun jasa S1 sudah ada dalam genggamannya tapi itu bukan jurusan yang di inginkan oleh nya sejak awal.

Berbekal tali rafia berwarna kuning yang melingkar cantik di atas jilbab nya kemudian di lengkapi name tage selebar mading dengan tulisan NYET yang berarti monyet. Tak lupa pula kemeja kuning mencolok dengan rok pink fanta di sempurnakan dengan kaos kaki beda warna. Lengkap sudah warna dalam hidup Fani yang selama ini abu-abu gelap mendekati hitam berkat Gara.

"Membosankan, " Gumam Fani di tengah-tengah berjalannya acara dan pak Dekan Fakultas yang tengah berkoar-koar di depan sana.

"Selamat bergabung dan berjuang bersama kami para pencari ilmu. " Ujar pak Dekan mengakhiri pidatonya di depan sana.

"Huaaa... Akhirnya, " Celetuk gadis yang duduk di samping Fani.

Fani hanya menampilkan senyum tipisnya kemudian kembali memperhatikan arahan senior-senior yang telah mengambil alih jalannya acara.

Tiba-tiba sebuah suara briton memanggil nama lengkapnya didepan sana.
Fani melongo dengan muka datarnya. Entah sejak kapan wanita yang masih berstatus Istri Gara itu menjadi muka tembok seperti Gara. Dengan malas ia berjalan ke depan sesuai intruksi laki-laki yang di ketahuinya sebagai ketua Dema.

Setelah berdiri tepat di depan sana. Bukan main terkejutnya Fani melihat wajah Ketua Dema itu dari dekat. Ternyata ketua Dema nya adalah laki-laki yang menabraknya kemarin dan apesnya Fani telah salah mencari musuh. Namun ekpresi terkejutnya tidak tampak dari luar sebab Fani tetap mempertahankan muka datarnya.

"Ketemu lagi! apa seharusnya berkata hey Alfani ketemu lagi? " Ujar ketua Dema itu dengan nada mengejek.

Fani hanya memandang sekilas kemudian berkata ketus.
"Terserah selama itu tidak mengusikku! "

Ketua Dema itu tersenyum sinis. Baru kali ini ada junior yang berani menantangnya terang-terangan dan lagi dia seorang wanita. Lumayan cantik sih dengan penampilan natural tanpa dempul berlebihan seperti yang di lakukan cewek-cewek yang selalu berusaha mendekatinya.

"Ok teman-teman sekalian bagaimana jika kita menantang teman kita ini untuk memecahkan balon yang di pegang oleh kak Nara? " Ujar ketua Dema dengan nada yang sedikit menjijikkan menurut Fani.

"Setuju! " Ujar serempak para lelaki yang sempat hadir di tempat itu.

Fani cuek saja sebab memecahkan bolon tidak akan membuatnya menjerit kesetanan seperti yang biasa di lakukan cewek kebanyakan.

"Ok kalau begitu Nara berikan balonnya pada teman kita, " Titah ketua Dema itu.

Sebelum balon itu berpindah tangan. Fani telah memecahkannya menggunakan peniti yang sedari tadi telah ia lepas dari jilbabnya.

Duorrrrtt

Suara ledakan balon itu mengagetkan semuanya termasuk dua orang yang berada paling dekat dengan Fani. Apesnya bukan hanya udara yang mengisi balon tersebut. Setelah balon itu meledak, tiba-tiba pasir putih atau sebut saja tepung berhamburan ke udara bagaikan larva gunung merapi yang baru meledak.

Tawa seluruh hadirin memenuhi suasana siang itu sebab Fani dan kedua orang yang berada di dekatnya telah bermandikan tepung terigu bagai salju.
Fani tetap dengan muka datarnya semantara dua orang yang ada di sana shok bukan main. Niatnya menjahili Fani, malah mereka yang kena imbasnya. Nara yang menjadi salah satu korban langsung naik darah dan mengambil air yang sedari tadi di pegang salah satu panitia disana.

Syuttt

Basah sudah wajah tembok Fani akibat guyuran dari Nara. Sementara si ketua Dema telah menghilang sedari tadi. Sebelum nya Fani sangat bersyukur karena hanya tepung yang menjadi salam pembuka masa orientasi nya namun sekarang ia merasa sial karena mendapat guyuran dari wanita yang mirip psk itu. Lengkap sudah kekesalannya untuk hari ini.

Setelah mendapat guyuran, Fani langsung berlari meninggalkan wanita psk itu tanpa kata. Tujuan pertama nya untuk saat ini adalah WC. Setelah mengambil tasnya yang di tinggal di bangku tempatnya duduk. Fani bergegas mencari WC yang ada di Fakultas tersebut. Belum lama ia berjalan, tiba-tiba seseorang mencekal bahunya dari belakang. Tanpa di komandoi, Fani langsung berbalik.

"Hey Alafani, maaf mengagetkan mu. Kenalkan Aku Denia. " Ujar gadis itu sambil mengulurkan tissue pada Fani.

"Terimakasih Denia, " Ujar Fani tulus namun tetap dengan muka temboknya.

"Ayo! Aku temani ke WC. " Ajak Denia semangat. Sepertinya dia gadis yang ceria dan hiperaktif.

Fani hanya mengangguk kemudian melanjutkan langkahnya. Belum berapa meter Fani ketiban telur, lebih tepatnya seseorang sengaja memecahkan telur di atas kepalanya. Setelah mengetahui pelakunya, bukan main murkanya Fani. Ingin Rasanya ia melenyapkan orang itu dari peradaban. Namun ia tutupi dengan muka datar tanpa ekpresi andalannya itu.

Senyum puas mengembang di wajah lelaki itu. Saat hendak melangkah meninggalkan Fani dan teman barunya yang sedari tadi melongo tak percaya. Dengan cekatan Fani mencekal kaki lelaki itu dan...

Buk.... 

Ketua Dema itu jatuh tengkurap di hadapan Fani.

"Kak Denis!" Pekik Denia kemudian membekap mulutnya sendiri.

Sedetik kemudian Fani langsung berjongkok tepat di samping wajah ketua Demanya dan berkata dengan sarkastik.

"Sepertinya kau telah salah memilih lawan! "

Selanjutnya Fani mengambil kulit telur di atas kepalanya lalu membalurkan pada rambut Denis. Setelah itu ia mencekal tangan Denia dan menariknya pergi dari sana.

*****

Strong WomenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang